BANYUMAS – Di tengah pandemi Covid-19, Pemkab Banyumas tetap meminta masyarakat untuk waspada dengan Demam Berdarah (DBD) .
Sebab hingga pertengahan tahun ini tercatat suda ada 132 kasus warga di Banyumas terkena DBD. Yang jika dibanding tahun lalu tercatat terdapat 378 kasus.
“Mulai Januari sampai Juli kemarin, 132 kasus, ini tertinggi di Purwokerto Selatan ada 12 kasus. Yang lainnya Patikraja 10, Purwokerto Barat 9 dan Kembaran 2,” kata Dwi Mulyanto, Kabid P2P Dinkes Banyumas kepada Radarbanyumas.co.id, Senin (26/7).
Hampir setiap kasus DBD ditemui disetiap Kecamatan, Dwi menambahkan, hanya ada 7 Puskesmas di tiap Kecamatan yang tidak ditemui kasus DBD.
“Hampir menyebar di seluruh Kecamatan, yang tidak ada kasus itu Sumpiuh II, Tambak I, Tambak II, sama Gumelar dan Cilongok II, Cilongok Timur I, dan Sumbang II. 7 Puskesmas yang tidak ada kasus,” tambahnya.
Apalagi dengan tidak menentunya curah hujan saat ini, Ia menghimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai DBD, dan meminta untuk tetap menggalakkan kegiatan PSM.
“Ini yang harus diwaspadai sekarang, terang, lalu ada hujan turun, berhenti dan tidak tiap hari, itu harus waspada apalagi PSM sekarang kegiatan sudah jarang, tidak jalan seperti biasa apalagi dengan adanya covid mempengaruhi kegiatan PSM. Makanya kegiatan PSM tetap harus diefektifkan, dengan gerakan satu rumah satu jumantik,” terangnya.
Dimana untuk penangan, menurutnya, tetap dilakukan berupa himbauan dan apabila terdapat laporan kasus dan memenuhi syarat untuk fogging, maka akan dilakukan fogging.
“Penanganannya kalau memang ada laporan kasus, ketika ada pelaporan kita tindak lanjuti dengan penyelidikan epidomelogi di lapangan, supaya mengetahui sumber penyebarannya yang mana, dan ada tambahan kasus lainnnya tau tidak. Kemudian nanti kalau memang memenuhi syarat untuk dilaksanakan fogging kita laksanakan fogging,” pungkasnya. (win)