
EKONOMI – Dua perusahaan teknologi IBM dan SAP menjadi perusahaan yang bakal melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ribuan karyawannya. Hal ini dilakukan karena perusahaan mengatur ulang bisnis dan keuntungan yang berada di bawah tekanan ekonomi global yang melambat.
Mengutip CNN Business, pengumuman PHK karyawan IBM disampaikan setelah perusahaan menyampaikan penjualan dua unit bisnis. Diperkirakan sekitar 3.900 karyawan atau 1,5 persen dari jumlah tenaga kerja perusahaan di seluruh dunia akan terkena PHK.
Salah satu Juru Bicara IBM menyebut perusahaan menyiapkan 300 juta dolar AS untuk pesangon.
Kemudian, perusahaan perangkat lunak terbesar di Eropa, SAP menyampaikan bakal melakukan PHK terhadap 112.000 tenaga kerja atau 2,5 persen dari jumlah karyawan di seluruh dunia. Perusahaan menyiapkan 250 juta euro hingga 300 juta euro untuk pesangon.
Juru Bicara IBM menyampaikan, PHK tersebut terkait dengan reorganisasi dua unit bisnis perusahaan. Adapun, unit yang terpengaruh adalah Kyndryl, bisnis layanan infrastruktur TI yang secara resmi terpisah dari IBM pada bulan November, dan bisnis analitik perawatan kesehatan IBM, yang sedang dalam proses akuisisi oleh perusahaan investasi.
Perusahaan yang berbasis di New York ini juga melaporkan kinerja perusahaan, di mana pendapatan sedikit lebih tinggi dari yang diharapkan, namun laba operasi dan arus kas lebih rendah dari yang diproyeksikan.
Sementara itu, CEO SAP, Christian Klein mengatakan, restrukturisasi yang dilakukan perusahaan ditargetkan untuk menjangkau area yang sangat penting bagi SAP di masa depan, khususnya bisnis cloud.
SAP melaporkan penurunan laba operasi sebesar 7 persen pada tahun 2022, karena perusahaan memilih untuk mengakhiri operasi di Rusia dan Belarusia, dan mengumpulkan lebih sedikit pendapatan dari lisensi perangkat lunak. Selain itu, peningkatan investasi dalam penelitian dan pengembangan, penjualan dan pemasaran juga berdampak pada kinerja perusahaan.
Kabar PHK karyawan dari IBM dan SAP muncul ketika perusahaan teknologi besar lainnya mengurangi tenaga kerja mereka di seluruh dunia. Hal ini disebut sebagai tanggapan terhadap prospek ekonomi global yang suram dan permintaan yang menurun untuk beberapa layanan digital setelah pandemi.
Pekan lalu, induk perusahaan Google, Alphabet dan Microsoft masing-masing mengumumkan PHK 12.000 dan 10.000 karyawan. Selain itu, Amazon dan Salesforce juga mengumumkan rencana PHK terhadap ribuan karyawan.
Google juga PHK 1.800 Karyawan dari Direktur hingga Terapis Pijat
Sebelumnya, Google juga telah melakukan PHK lebih dari 1.800 karyawan di California. Ini merupakan bagian dari putaran PHK terbesar dalam sejarah Google.
Menurut pengajuan yang dirilis perusahaan, sebanyak 1.845 posisi atau 15 persen karyawan yang di-PHK berada di California. Adapun yang di-PHK adalah direktur atau senior hingga terapis pijat.
Sebagian besar PHK karyawan di negara bagian terjadi di dalam dan di sekitar kantor pusat perusahaan di Silicon Valley. Sekitar 1.436 karyawan dipecat di Mountain View, tempat Google berada, sementara 119 karyawan di San Bruno yang merupakan rumah bagi YouTube, sedangkan di Palo Alto ada 53 karyawan di-PHK.
“Pemberhentian karyawan di Google akibat tindakan ini diperkirakan dimulai 31 Maret 2023,” bunyi pengajuan tertanggal 20 Januari 2023, dikutip dari CNBC International, Rabu (25/1/2023).
Seorang juru bicara Google mengatakan bahwa tanggal itu merupakan batas periode pemberitahuan yang diberlakukan di California. WARN atau Undang-undang Pemberitahuan Pelatihan dan Penyesuaian Pekerja memaksa pemberi kerja untuk memberikan pemberitahuan tertulis kepada karyawan yang terkena dampak serta perwakilan negara bagian dan lokal setidaknya 60 hari sebelumnya tentang penutupan pabrik atau PHK massal.
Google sebelumnya menyatakan perusahaan akan membayar karyawan AS selama periode pemberitahuan penuh (minimum 60 hari).
Adapun PHK di California termasuk 27 terapis pijat in-house. Secara total, 177 karyawan di LA di-PHK, sedangkan di Irvine ada 60 karyawan yang dipecat.
Induk Google, Aplhabet pada akhir pekan lalu mengumumkan akan memangkas 12.000 karyawan. Jumlah itu sekitar 6 persen dari tenaga kerja penuh waktu. Alasan Alphabet melakukan PHK karena memperhitungkan risiko pertumbuhan dan resesi yang melambat.
Pada pertemuan awal pekan ini, CEO Alphabet Sundar Pichai membahas tentang PHK sambil menjawab pertanyaan dari karyawan, yang mengungkapkan kekhawatiran tentang masa depan.
“Saya mengerti Anda khawatir tentang apa yang akan terjadi selanjutnya mengenai pekerjaan Anda. Juga sangat sedih atas kehilangan beberapa kolega yang sangat baik di seluruh perusahaan,” ujarnya.
Redaksi indiebanyumas