INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal Memakai Aksara Pegon

Ujian Akhir Pendidikan Diniyah Formal Memakai Aksara Pegon

Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amin Suyitno/ Foto : Kemenag RI

Rabu, 29 Januari 2025

NASIONAL – Kementerian Agama (Kemenag) hari ini menyelenggarakan Ujian Akhir Berstandar Nasional atau Imtihan Wathani tahun ajaran 1446 H/2025 M bagi santri Pendidikan Diniyah Formal (PDF).

Berbeda dari tahun sebelumnya, sebagian soal ujian kali ini ditulis dengan aksara Pegon, yang merupakan aksara Arab yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa dan bahasa Melayu.

Pendidikan Diniyah Formal (PDF) adalah pendidikan pesantren pada jalur formal yang berbasis kitab kuning, diselenggarakan secara berjenjang dan terstruktur. Saat ini, terdapat dua jenjang PDF, yaitu Ula Wustha (setingkat MTs/SMP) dan Ulya (setingkat MA/SMA/SMK).

“Penyelenggaraan Imtihan Wathani tahun ini diikuti oleh 11.077 santri tingkat Wustha dan Ulya. Pelaksanaannya merupakan komitmen pemerintah dalam menjaga mutu PDF sebagai bagian dari entitas pendidikan pesantren,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Amin Suyitno saat meninjau pelaksanaan ujian di Pesantren Minhajurrosyidin, Jakarta Timur, Selasa (28/01/2025) dikutip dari laman resmi Kemenag RI.

Menurut Suyitno, pelaksanaan Imtihan Wathani sejalan dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren dan Peraturan Menteri Agama Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pendidikan Pesantren. Hal ini menunjukkan kehadiran pemerintah dalam menjamin kualitas pendidikan pesantren serta mencetak generasi unggul baik secara intelektual maupun spiritual.

Soal Ujian dalam Aksara Pegon

Tahun ini, inovasi baru dalam Imtihan Wathani adalah penggunaan aksara Pegon dalam soal ujian, sebagai bentuk penguatan kekhasan pendidikan pesantren.

“Sebelumnya, soal Imtihan Wathani hanya menggunakan bahasa Arab. Tahun ini, sebagian soal menggunakan aksara Pegon untuk memperkuat tradisi literasi pesantren,” ujar Direktur Pesantren, Basnang Said.

Imtihan Wathani berlangsung selama tiga hari, dengan jadwal sebagai berikut:

Jenjang Ulya: 28 – 30 Januari 2025

Jenjang Wustha: 31 Januari – 2 Februari 2025

Materi ujian untuk jenjang PDF Ulya antara lain ilmu Tafsir, ilmu Hadits, ushul Tauhid, Nahwu Balaghoh dan Tarikh (Pegon).

Materi ujian untuk jenjang PDF Wustha, antara lain fiqh, Tauhid, Akhlak,Nahwu Sharf,Tarikh (Pegon).

Langkah ini diharapkan dapat memperkuat identitas pendidikan pesantren serta meningkatkan pemahaman santri terhadap literasi keagamaan berbasis aksara Pegon, yang telah menjadi bagian dari tradisi keilmuan Islam di Nusantara. (Angga Saputra)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Laporan Dugaan Tindak Korupsi Perumdam Tirta Satria Masih Tak Ditanggapi, Ananto Kembali Surati Kejari Banyumas

Selanjutnya

Tiga Pendaki Gunung Slamet yang Dikabarkan Hilang Kontak, Ditemukan Selamat

Selanjutnya
Tiga Pendaki Gunung Slamet yang Dikabarkan Hilang Kontak, Ditemukan Selamat

Tiga Pendaki Gunung Slamet yang Dikabarkan Hilang Kontak, Ditemukan Selamat

Seorang Siswa Ditemukan di Teras Rumah Warga Usai merasa ‘Linglung’ Saat Berkemah

Seorang Siswa Ditemukan di Teras Rumah Warga Usai merasa 'Linglung' Saat Berkemah

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com