KEBUMEN – Kasus Covid-19 di Kebumen masih berpotensi untuk naik. Hingga Minggu (6/6) terjadi penambahan 53 kasus terkofirmasi positif baru. Kemudian terkonfirmasi sembuh 16 dan meninggal dunia 1 orang.
Adapun kasus aktif tercatat 279 tersebar di 24 kecamatan. Kecamatan yang tidak memiliki kasus aktif adalah Sadang dan Poncowarno. Sedangkan kecamatan dengan kasus aktif di atas 10 ada di 10 kecamatan, yaitu Kebumen, Gombong, Puring, Alian, Petanahan, Mirit, Karangsambung, Alian, Rowokele dan Sruweng.
Merujuk data pantauan Covid-19 Kebumen kasus terkonfirmasi dirawat sebanyak 81 orang (1%).Sedangkan kasus terkonfirmasi yang menjalani isolasi mandiri 206 (2,6%). Total terkonfirmasi 8.066 kasus, terkonfirmasi meninggal 339 (4.2 %) dan terkonformasi sembuh 7.440 (92,2%).
Sedangkan total kasus suspek 40 orang, yang dirawat enam orang dan menjalani isolasi mendiri 34. Kemudian kasus probabel 210 kasus dirawat 20, isolasi 5 dan meninggal dunia 185.
Rapid Test
Upaya pencegahan penyebaran Covid-19 terus dilakukan. Salah satunya dengan melakukan rapid test secara acak di komunitas yang memiliki potensi menjadi cluster penyebaran Covid-19.
Sebanyak 20 jemaah pengajian di Masjid Al Hidayah Desa Banjurmukadan Kecamatan Buluspesantren, Kebumen menjalani rapid test antigen secara acak. Rapid test melibatkan petugas kesehatan dari Puskesmas Buluspesantren, PPKM Mikro Desa Banjurmukadan, Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Kapolres Kebumen AKBP Piter Yanottama melalui Kasubbag Humas Iptu Tugiman menjelaskan bahwa rapid test perlu dilakukan untuk mengetahui kesehatan para jamaah. “Ini adalah langkah dini sebagai antisipasi,” jelas Iptu Tugiman.
Adapun hasil rapid test antigen dari 20 jemaah hasilnya semua negatif. Meski tak ada yang positif, petugas pengamanan dari Polsek ataupun dari Koramil mengingatkan untuk terus mematuh protokol kesehatan 5M.
Ada beberapa warga yang pada kesempatan itu tidak mengenakan masker, langsung diberi masker. Jamaah juga diarahkan untuk mencuci tangan sebelum mengikuti pengajian.
Hingga saat ini penduduk yang telah menjalani pemeriksaan menggunakan rapid test massal sebanyak 36.074 orang (3,00 persen) dari jumlah penduduk.
Jumlah itu dinilai cukup memadai, jika dibandingkan di beberapa negara yang melakukan pemeriksaan yang sama, angkanya berkisar 2,5 persen – 3 persen dari jumlah penduduk.
Penduduk yang dilakukan pemeriksaan menggunakan PCR atau pemeriksaan swab tenggorokan 28674 orang (2,3 persen) dari jumlah penduduk.
Jumlah tersebut sudah memenuhi target pemeriksaan, jika dibandingkan dengan 0,1 persen dari jumlah penduduk menurut standar WHO.