BANYUMAS – Termasuk dalam Kabupaten yang angka kemiskinan penduduknya masuk dalam kategori ekstrem. Penanganan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Banyumas, bakal ditangani dengan pemberian bantuan tunai dan non tunai seperti peningkatan infrastruktur perumahan.
Saat ini sedang dalam tahap persiapan penanganan, Wilopo, Kabid Pengembangan Perumahan Dinas Perumahan dan Permukiman (Dinperkim) Kabupaten Banyumas mengatakan, untuk penanganan infrastruktur berupa peningkatan perumahan ditargetkan 1000 unit rumah.
“Kalau indikatornya, rumahnya itu benar-benar tidak layak itu bisa dibantu, jadi ini tidak sama dengan RTLH biasa, kalau RTLH biasa rumahnya tidak layak tetapi sanggup swadaya, kalau orang sanggup swadaya berarti dikasihnya 15 juta atau 20 juta dia punya swadaya 10 sampai 20 juta jadi rumahnya bisa bagus,” katanya kepada Radarbanyumas.co.id.
Berbeda dengan RTLH untuk peningkatan perumahan bagi penduduk yang masuk dalam kategori angka kemiskinan ekstrem tersebut, disebutkannya Rumah Tidak Sehat Tidak Layak Huni (RTSTLH), dan memang tidak sanggu berswadaya.
“Kalau ini boro-boro untuk swadaya, untuk makan sehari-hari saja mungkin masih kurang. Jadi nanti di desa atau kelurahan silahkan didata yang ada didata di Dinsos buatlah proposal, fotonya mana, benar gak rumah itu memang tidak layak. nanti kekami baru kita liat verifikasi proposalnya layak apa nggak baru nanti bisa dibantu,” tambahnya.
Prosesnyapun Ia melanjutkan, dari Desa atau Kelurahan harus membuat laporan pertanggung jawabannya.
“Jadi tidak serta merta selesai, kalau polanya sama dengan RTLH pelaksanannya, tetapi ini nanti lebih kesasarannya yang khusus,” lanjutnya.
Target 1.000 unit RTSTLH yang akan ditangani dengan anggaran untuk peningkatan masing-masing rumah sebesar 15 juta.
“Kalau ancang-ancangnya sekitar 1000, tetapi kalau misal yang ngusul cuma 300 nah 300 itu yang kita tangani. Dan saat ini Provinsi juga mendata, Pusat juga mendata, dan kita juga menunggu usulan dari desa dan kelurahan. Untuk indikatornya lantainya masih tanah, dindingnya yang tidak permanen itu berapa, itu yang menjadi target penanganan,” (win)