INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

TANAH SUCI KECILA

Sebuah Cerpen untuk Lia

Kamis, 14 Desember 2023

Prof Yudhie Haryono

Di tanah suci ini, kami berlindung dari para politisi busuk, keluarga busuk dan agensi busuk. Itulah doa lima tahun yang terus dilafalkan warga di semua rumah ibadah: pura, masjid, wihara, kelenteng dan gereja. Tapi, tak satupun dikabulkan Tuhan. Bersama hantu dan hutan, betapa tega ia budek, bisu dan tuli pada derita ujian kami.

Semua busuk. Dan, mereka mencuri yang digariskan untuk kami: panen melimpah. Sebab mereka memonopoli, oligopoli dan mengatur harga agar kami terus sengsara. Ya. Hati kami yang dulu terluka dirundung dilema, kini diremukkan oleh pewaris amoral seperti moyangnya.

Maka, bergelombang warga membuka kitab suci untuk mencari jawab dari tanya, “apa salah kami pada bumi pertiwi?” Lalu mereka menemukan nasihat, “belajarlah dari hari hari kemarin dan hiduplah untuk hari ini, lalu berharaplah untuk hari esok dengan sabar agar subur sebelum masuk kubur.”

Betapa gunung meletus bersama gempa; betapa penjajah memperkosa dengan beragam wajah; betapa moral dan agama tak bermakna. Tetapi, mimpi-mimpi mereka tidak memiliki tanggal kedaluwarsa. Mereka hanya perlu ambil napas dalam-dalam dan coba sambil hening plus beraksi.

Mereka mulai menyadari bahwa tidak akan pernah bisa menyeberangi lautan kecuali memiliki keberanian untuk melupakan pantai, kisah rumah dan masa lalu yang membunuh masa depan. Di tanah Kecila mereka akan tiba. Tanah yesus, tempat semedi para nabi, wilayah wangi tempat tetirah para wali. Manusia-manusia suci lahir kembali di sini.

Di tanah itu perkututnya bersiul penuh misteri. Sendiri ia dalam bakul-bakul. Jiwa warga menangkapnya berfatwa penuh makna, ia berkata, “dalam hening sepi dan rindu, aku terus menyebut dan memanggil namamu. Tangis dan senyum ini untukmu. Biar sepi menyayat-nyayat sembilu, menzikirkan penuh seluruh. Ampuh.”

Ya. Perkutut-perkutut itu menjumlah luka-batin. Menggambar misteri-misteri. Pada termometer suhumu hangat kerdip lilin di kelam sunyi. Tapi percayalah, keajaiban kan memelukmu. Sungguh. Tak ada lagi peristiwa di semesta yang menggetarkanku selain kisah-kisahmu. Maka, setiap waktu di pintu hatimu aku memeluk. Di jiwa ragamu aku tidak bisa berpaling. Di cita-citamu, kuingin bekerja gemilang.

Di Kecila, gerimis makin terus. Gelap makin pekat. Keheningan makin tandas. Kesadaran makin defisit. Kesejatian makin menguap. Dan, bagi yang bangun, hutan-hutan berfatwa, “siapa yang rindu, ia tidak berkata-kata. Siapa yang berkata-kata, ia tidak rindu.”

Semesta terus memberi mereka umur yang mubazir. Sisa yang terusir. Rangkaian penyerahan sudah beserta dupa-dupa diucapkan. Ritme gairah tak lagi bergemuruh. Tak satupun kawan jumbuh dan berpengaruh. Aksi setelah hening hanya fotamorgana tanpa peluh. Seperti apakah novel baru mereka harus taruh? Hanya takdir keruh yang tak akan penuh.

Sungguh, arti penting diri mereka bukan terletak pada apa yang disebut prestasi, melainkan rindu mati sebelum mati. Terlebih, di desa itu, di masa itu, di sekitar tempat suci itu: banyak hal yang dicintai, tetapi ternyata dibenci selainnya. Sedangkan hal-hal yang dibenci semesta, ternyata mereka cintai. Mereka membenci KKN dan pengkhianatan, tapi semesta negara membuatnya menjadi agama dan tradisi.

Mereka juga sangat mencintai istri-istrinya, tetapi istri-istri itu lebih mencintai apa yang dicintai orang pada umumnya di zaman kalasuba. Padahal, apa yang dicintai saat ini akan dicintai sampai akhir hidup mereka. Itulah mereka yang suci. Sebab, menurut kitab suci, cinta adalah tindakan menegakkan kewarasan di sekitar kegilaan. Itulah yang membuat mereka semua “asing” dan kesepian sesepi-sepinya melebihi orang asing di negeri asing dengan tradisi aseng bin asong .(*)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Soal Temuan Mayat di Kampus, UNPRI Beri Pesan ke Kapolda

Selanjutnya

Pemerintah Bakal Pangkas 14 Bandar Internasional

Selanjutnya

Pemerintah Bakal Pangkas 14 Bandar Internasional

Anies Tanya Pendukungnya : Ada Yang Pernah Disurvei Di Sini?

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com