BANYUMAS, indiebanyumas.com- Kerusuhan mewarnai laga antar Persibas melawan Persibangga dalam lanjutan Liga 3 di Stadion Satria, Rabu (22/11/2023).
Bukan antar supporter kedua kesebelasan, kerusuhan yang terjadi dilakukan oleh para pendukung tim tuan rumah yang diduga kuat karena kecewa atas kinerja pengurus Asosiasi Kabupaten (Askab) PSSI Banyumas.
Dalam kompetisi Liga 3, prestasi yang didapatkan Laskar Bawor di kompetisi musim ini justru kian mengalami penurunan.
Persibas belum pernah memetik kemenangan. Bahkan saat melawan Persibangga sore tadi, mereka ditahan imbang 1-1.
Persibas juga dipastikan tak lolos ke babak 12 besar yang juga penurunan prestasi dari musim lalu.
Dalam beberapa video yang dikirimkan melalui sejumlah whattapp Group, tampak puluhan supporter Persibas merusak fasilitas di dalam stadion. Beberapa diantaranya fasilitas untuk tempat para ofisial tim seperti kursi, bench dan fasilitas lain. Bahkan, ada juga yang merusak salah satu gawang dengan membawa flare.

Saat pertandingan berlangsung, flare juga menyala membara dengan diikuti teriakan yang mengarah pada kekecewaan terhadap pengurus dan menyebut nama seseorang. Bahkan, dalam salah satu foto yang beredar tertulis di sebuah kertas yang berisi cacian terhadap personal.
Dalam video lainnya yang beredar, tampak puluhan aparat kepolisian dari Polres Banyumas mencoba untuk mengendalikan supporter di luar stadion.
Namun, langkah itu tampaknya belum sepenuhnya berhasil karena para supporter tampaknya menginginkan adanya penyelesaian atas apa yang mereka persoalkan terkait nasib Perisbas.
Sigit Surananga, salah satu pentolan Bombastik, kelompok pendukung Persibas, mengatakan, kekecewaan para supporter merupakan akumulasi dari berbagai masalah di tingkat manajemen yang belum juga ada perbaikan.
“Ini merupakan puncak kekesalan kami terhadap kepengurusan yang sudah beberapa kali kami kritik tapi sepertinya tidak pernah mau mendengarkan,” kata Sigit.
Menurut Sigit, kerusuhan ini tidak mungkin akan terjadi apabila manajemen tim dikelola dengan benar dengan berbenah ketika terjadi kegagalan. Namun yang terjadi, kata Sigit, pihak pengus tidak pernah sadar diri.
“Dan biangnya sejak dulu adalah orang yang sama. Sejak dulu, masukan sudah kami sampaikan, berkali-kali. Namun sepertinya apa yang menjadi harapan kami demi perkembangan Persibas sama sekali tidak digubris karena faktor ambisi satu orang untuk terus berkuasa meski jelas-jelas telah gagal,” tandasnya. (aga)