BANYUMAS – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah berlangsung sebulan. Hal ini berimbas pada sektor transportasi perkotaan.
Seperti yang dirasakan oleh para pengusaha angkutan di Purwokerto, yang sudah pasrah dengan berbagai kebijakan. “Dari dulu kepengin protes, tapi mau protes sudah begitu aturannya. Keadaannya sudah begini. Yang jelas kami tiarap semua,” kata Ketua Organda Banyumas, Sugiyanto.
Ia mengatakan banyak pengusaha angkutan di Banyumas yang akhirnya gulung tikar dan memilih usaha lain. Jenis angkutan yang gulung tikar seperti angkut, angkutan kota, taksi, koperades dan lainnya.
Namun demikian, memang sebagian pengusaha angkutan tidak mutlak bekerja di angkutan saja. “Sebagian memiliki kerja sampingan, misalkan petani, atau usaha apa yang lain,” jelasnya.
Sugiyanto mengatakan selama PPKM nyaris tidak ada yang beroperasi. “Sebelum ada PPKM angkutan wisata bisa Rp 125 per hari. Dulu pas awal pandemi, empat bulan berhenti karena pelarangan wisata, terus turun paling Rp 45 ribu per hari. Sekarang ditutup lagi wisata, ya jelas tidak ada pemasukan sama sekali,” pungkasnya. (ali)