BANYUMAS– Ketua Komisi III DPRD Banyumas H Rachmat Imanda SE Ak mengunjungi Pasar Cilongok, Sabtu (13/7/2024). Rachmat Imanda yang juga Ketua Fraksi Partai Gerindra itu menyempatkan waktu untuk juguran bersama para pedagang Pasar Cilongok setelah sarapan bersama di salah satu warung yang menyediakan masakan khas Banyumas di sana.
Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Mas Manda ini mendengarkan keluhan-keluhan yang disampaikan para pedagang di Pasar Cilongok.
Saat juguran bersama pedagang, salah satu dari mereka, Darso menyampaikan keberatan atas kenaikan tarif retribusi yang dinaikkan sejak awal bulan Juli ini.
Pedagang bumbu masak ini mengatakan, retribusi kios pedagang mengalami kenaikan hampir empat kali lipat. Untuk lapak dagangannya dengan ukuran 3 meter × 3 meter, sebelumnya Rp 3 ribu per hari saat ini menjadi Rp 11 ribu per hari.
Kenaikan retribusi ini menurut Darso, selain memberatkan para pedagang dengan omset atau pembeli yang terus menurun sejak adanya Pandemi Covid- 19. Selain tidak ada perbaikan fasilitas pasar, yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Banyumas.
“Saat inikan pedagang pasar bersaing dengan pedagang online, selain itu kondisi pasar sepi fasilitas juga seperti ini. Kenapa retribusi pasar malah naik, saya hampir empat kali lipat. Inikan memberatkan pedagang bisa mengancam bisa-bisa gulung tikar jadi pengangguran,” kata Darso kepada Mas Manda.
Edi Sungkowo, pedagang lain mengungkapkan, kenaikan tarif retribusi untuk pedagang pasar dirasakannya sebagai bentuk kebijakan yang tidak memihak kepada masyarakat kecil.
“Saat kondisi pasar sedang sepi, tarif dinaikkan adalah kebijakan yang tidak memihak kepada rakyat kecil. Ironisnya, kenaikan retribusi ini belum disertai dengan pembenahan fasilitas pasar yang masih amburadul,” kata Sungkowo.
Menanggapi keluhan para pedagang, Mas Mansa mengatakan dirinya akan mencari solusi untuk dibahas dengan Pemkab Banyumas terkait kenakkan retribusi dan kondisi Pasar Cilongok.
Mas Manda mengatakan, untuk bisa mengakomodir apa yang menjadi harapan masyarakat, dibutuhkan pemimpin Banyumas yang memahami masalah dan mencari solusi atas persoalan yang dihadapi pedagang untuk menata pasar tradisional.
Menurut Mas Manda, saat ini sebagian besar pasar tradisional yang ada di Banyumas memang perlu dilakukan penataan termasuk Pasar Cilongok yang mana kondisi atap di bagian belakang pasar banyak yang bolong, dan lantai pasar sebagian tidak layak.
“Selain itu kebersihan pasar yang kurang, belum lagi fasilitas lainnya sehingga pasar ini terlihat kumuh,” katanya.
Mas Manda menambahkan, pasar tradisional merupakan nadi ekonomi masyarakat yang mendukung perekonomian wilayah dan nasional. Oleh kerena itu, perlu adanya keperpihakan Pemerintah Kabupaten, untuk melakukan penataan dan memperbaiki pasar tradisional.
“Jadi adanya Perda baru ini pedagang dari Banyums timur sampai barat, menyatakan keberatan mengenai retribysi yang naik. Temam- teman pedagang inikan maunya jangan drastis terlalu tinggi, kenaikan retribusi juga seharusnya dibarengi perbaikan fasilitas dan penataan agar pembeli nyaman datang ke pasar,” katanya. (Angga Saputra)