NASIONAL– Presiden Partai Buruh Said Iqbal menilai upah ideal di DKI Jakarta seharusnya mendekati angka Rp7 juta rupiah jika didasarkan atas hasil survei biaya hidup dari Badan Pusat Statistik (BPS).
“Jadi (upah ideal Jakarta) mendekati angka 7 juta rupiah hasil survei BPS namanya SBH, survei biaya hidup,” kata Said saat ditemui di Kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Rabu (1/5).
Said menilai upah minimum di Jakarta saat ini belum menemui angka yang ideal. Terlebih, kata dia, pengeluaran primer yang harus dibayar pekerja sudah mencapai angka Rp 4,3 juta.
Pengeluaran primer itu berdasarkan perhitungan Said yang melingkupi pengeluaran untuk makan, sewa rumah, hingga transportasi.
“Bagaimana dengan pakaian atau jajan anak? Enggak cukup kalau upah minimum seperti yang sekarang ini, sekitar 4,9 atau 5,1 juta rupiah,” jelas dia.
Oleh karena itu, salah satu tuntutan yang diajukan oleh massa buruh kepada pemerintah dalam aksi hari buruh sedunia (May Day) kali ini adalah menolak upah murah.
Tak hanya itu, ia juga menyinggung kenaikan upah yang sangat minim di daerah.
“Tolak upah Murah, bayangkan naik upah murah 1,58%. Bahkan di daerah ada yang naiknya Rp14.000 sebulan,” kata dia.
Sejarah Hari Buruh bermula dari gerakan buruh di Amerika Serikat pada tahun 1880-an.
Perjuangan mereka untuk memperoleh hak-hak dasar, termasuk jam kerja delapan jam sehari, mencapai puncaknya pada peristiwa yang dikenal sebagai Kerusuhan Haymarket pada 4 Mei 1886 di Chicago, Illinois.