Salah satu instrumen musik yang menyita perhatian ketika lagu-lagu rock dimainkan biasanya adalah lengking melodi gitar solo, paling sering terdengar setelah reffrain. Tapi, sore ini, perhatian saya tertuju pada suara drum dalam lagu Creeping Death milik Metallica yang terdengar tidak hanya memiliki power kuat namun bedug Inggris itu ditabuh dengan ketukan-ketukan yang merdu untuk sebuah lagu berjenis thrash metal.
Saya langsung mendekat ke stage, melihat siapa yang berada di balik satu set drum bermerk Pearl saat live musik dari Banyumas Rock Community digelar di Bulus Pepe Cafe dan Resto, Cilongok, Minggu (03/10/2021). Untuk ukuran standar lagu thrash, Creeping Death berdurasi cukup lama, 6 menit 37 detik. Tapi suara drum itu tak sedikitpun melempem. Tempo ketukan yang kian mempesona, suara powernya juga tetap stabil.
Ketika coda, atau lagu rampung, si penabuh drum itu ternyata seorang musisi yang paling tua dari personel lain yang memainkan lagu itu dalam sesi jamming.
Deni, nama drumer tersebut, bagi komunitas Banyumas Rock Community (BRC) bukanlah orang asing. Deni adalah anggota dari Skuadron, band rock yang sudah eksis di kota Purwokerto sejak era 90-an.
Deni adalah satu dari beberapa musisi rock di komunitas BRC terakhir yang pernah unjuk gigi di panggung Isola Purwokerto. Gedung yang kini telah berubah menjadi pusat perbelanjaan dan ritel itu, merupakan tempat paling ikonik dan bersejarah bagi para musisi berunjuk gigi. Baik dalam acara komunitas musisi rock lokal, dan justru lebih sering menjadi panggung bagi para band-band rock papan atas tanah air.
Beberapa band lokal biasanya dipilih promotor menjadi band pembuka, nah para personel band-band era dulu itu kini banyak bergabung dengan BRC. Selain Skuadron, ada Blazer, Metallier, hingga Syndrome.
“Sebenarnya banyak nama band lain seperti Volcano yang paling sering menjadi band pembuka ketika digelar konser besar, tetapi karena personelnya ada yang sudah wafat, serta bermain solo sehingga tidak ikut bermain dalam acara ini. Namun demikian, kami seperti sebuah keluarga yang selalu menjalin komunikasi serta saling peduli satu sama lain,” kata vokalis Metalliar, Troy.
Troy sore itu menjadi orang yang lebih sibuk dari rekan lainnya. Lelaki berambut ikal panjang yang berduet dengan Wawan Juned mengisi vokal Metalliar dalam momen pertemuan anggota BRC menjadi penanggungjawab suksesknya mini even di kafe yang terletak di Jalan Raya Cilongok-Pageraji itu.
Troy menjadi koordinator acara BRC, mewakili Wawan Juned yang juga tak kalah sibuk mengatur schedule, beramah tamah dengan anggota dan penggemar musik rock, serta memastikan waktu kapan band yang ikut serta dalam konser bakal unjuk gigi.
David Lepot, vokalis veteran asal kota keripik yang bertugas menjadi MC berhasil mengatur jalannya band-band yang naik panggung dengan sangat baik. Lepot tahu, band mana yang harus terlebih dulu main, mengatur jamming ketika tiba-tiba sejumlah musisi datang ke Bulus Pepe. Termasuk ketika Gus ‘Rock’ Sodiq hadir bersama band-nya, GAP, datang ke Bulus Pepe dan mereka pun sukses membius penonton ketika nembawakan lagu lawas milik Kaisar, ‘Kerangka Langit’.

Gus Sodiq adalah gitaris GAP asal Patuguran yang kehadirannya sore itu menjadi perhatian musisi serta penggemar musik rock lain. Bukan karena dirinya dikenal sebagai seorang ustad yang melengkapi penampilan dengan sarung laiknya santri, tetapi karena kepiawaiannya ketika mengambil peran sebagai lead gitar.
Gus Sodiq memang piawai, lead gitar yang ia mainkan dalam beberapa lagu menunjukkan skill dirinya memang di atas rata-rata. Aksi panggungnya pun tak disia-siakan oleh para fans untuk berfoto saat jari jemari Gus Sodiq menari di dawai dan style khasnya yang tak mau ‘diam’.
Troy mengatakan, untuk acara kali ini BRC menghadirkan sekitar 10 band rock dimulai dari yang sudah punya tribute sebagai band cover maupun seluruh jenis aliran musik rock mulai dari heavy metal sampai classic rock.
“Band yang tergabung bersama kami ada yang sudah khsusus tribute membawakan lagu Metallica, Iron Maiden, God Bless hingga Helloween,” kata Troy.
Band-band BRC, meskipun mereka tidak sedikit yang sudah tidak lagi muda namun semangat mereka tetap membara membawakan lagu-lagu keras. Mereka antara lain, Metalliar, Syndrome, Pandemic, Xena, Moonlight, GAAP, Blaze dan Shot Gun.
“Kami terbuka, juga berharap BRC bisa menjadi wadah bagi musisi dari era lama beraliran rock maupun siapa saja dari generasi baru dengan genre rock untuk saling bersilaturahmi, lalu mempertahankan buah karya seni dari dan untuk Banyumas,” kata pria bersuara tinggi yang tak hanya fasih menyanyikan hits Metallica tetapi juga Hellowen hingga Iron Maiden.
Angga Saputra