BANYUMAS – Sebagian pedagang kaki lima Alun-alun Banyumas nekat gelar lapak sejak seminggu terakhir. Meski alun-alun masih dinyatakan ditutup untuk aktivitas.
Sudah tiga bulan lamanya Alun-alun Banyumas ditutup. Jangka waktu tersebut dinilai sudah relatif lama. Sehingga, pedagang kaki lima kelimpungan.
Saking terdesaknya kebutuhan hidup. Pedagang kaki lima mengatasnamakan warga Kecamatan Banyumas kembali menempati area Alun-alun Banyumas untuk mencari nafkah.
Oleh karena itu, Anton selaku Ketua P2KL Alun-Alun Banyumas dan Adi sebagai Koordinator P2KL Alun-alun Banyumas mempertanyakan waktu dibukanya kembali alun-alun kepada pemangku kebijakan.
“Kapan Alun-alun Banyumas bisa buka?” ujar Anton, Senin (30/8).
Pedagang kaki lima yang nekat gelar lapak disebut Anton sebelumnya meminta ijin pada dirinya. Akan tetapi, karena memang Alun-alun Banyumas belum dibuka. Maka tidak memberikan ijin ataupun melarang. Sehingga, resiko ditanggung sendiri oleh masing-masing pedagang.
Pengurus P2KL Alun-alun Banyumas memastikan bahwa pedagang yang nekat jualan merupakan warga lokal. Sebagaimana aturan yang telah ditetapkan untuk sementara waktu pedagang di luar Banyumas belum diperbolehkan mangkal di Alun-alun Banyumas.
Pengurus P2KL Alun-alun Banyumas mencatat keseluruhan anggota sebanyak 140 pedagang warga Banyumas. Sedangkan yang sudah mulai berjualan di area alun-alun sekitar 60an pedagang. (fij)