INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

MUI Banyumas Soroti Maraknya Fenomena LGBT, Minta Peran Aktif Dai dan Instansi

MUI Banyumas Soroti Maraknya Fenomena LGBT, Minta Peran Aktif Dai dan Instansi

Ketua Komisi Dakwah, Ukhuwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia ( MUI ) Kabupaten Banyumas, Mohamad Aminudin. (Foto : Humas MUI Banyumas)

Sabtu, 1 November 2025

BANYUMAS – Fenomena LGBT yang semakin marak di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menjadi perhatian serius Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat. Dalam Musyawarah Kerja MUI Kabupaten Banyumas, Ketua Komisi Dakwah, Ukhuwah, dan Pengembangan Masyarakat, Mohamad Aminudin, menyampaikan keprihatinannya terhadap perkembangan kasus tersebut.

“Ini bukan hal baru. Sekitar setahun lalu, Penjabat Bupati Banyumas Hanung pernah mengungkapkan bahwa jumlah LGBT di Banyumas mencapai 2.000 orang, belum termasuk yang tidak tercatat. Konsentrasi terbesar berada di wilayah Purwokerto Selatan,” ujar Aminudin saat diwawancarai pada 31 Oktober.

Ia menekankan pentingnya perhatian khusus dari para dai, mubaligh, dan ustaz dalam menyikapi isu ini. Menurutnya, fenomena LGBT kini tidak hanya terjadi di kalangan dewasa, tetapi juga mulai merambah ke pelajar dan bahkan berpotensi masuk ke institusi pemerintahan.

“MUI harus mengambil peran utama dalam menyelesaikan persoalan umat ini,” tambahnya.

Sebagai langkah preventif, MUI Banyumas mendorong seluruh instansi untuk mengaktifkan kegiatan taklim seperti pengajian. Kegiatan tersebut dinilai penting sebagai sarana edukasi keagamaan dan penguatan nilai-nilai spiritual.

Sementara itu, Dr. Tri Wuryaningsih, dosen Sosiologi FISIP Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, menilai bahwa sikap permisif masyarakat terhadap orientasi seksual turut memberi ruang bagi kelompok LGBT.

“Karena dianggap urusan privat, banyak yang tidak peduli. Padahal, kelompok ini berisiko menularkan HIV/AIDS dan mengganggu tatanan sosial serta nilai-nilai agama,” ujar Triwur, sapaan akrabnya.

Ia menambahkan bahwa faktor lingkungan dan media sosial menjadi pemicu utama, bukan genetik. “Orang tua harus lebih waspada dalam mengawasi pergaulan anak-anak, terutama di platform digital,” katanya.

Triwur menegaskan bahwa isu LGBT bukan semata soal hak asasi manusia, tetapi juga menyangkut norma sosial dan agama. Ia mendukung langkah MUI untuk terus melakukan edukasi dan berharap ada kolaborasi dengan media dalam upaya pencegahan. (Alri Johan)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Ancaman Longsor Susulan, 69 Warga Darmakradenan Diungsikan

Selanjutnya

Romi Amor Kembali Jadi Kampiun Butterfly Event di Markas Biliard

Selanjutnya
Romi Amor Kembali Jadi Kampiun Butterfly Event di Markas Biliard

Romi Amor Kembali Jadi Kampiun Butterfly Event di Markas Biliard

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com