Berawal dari mengisi waktu luang, kini kerja keras yang dilakukan Teguh Waluyo warga Desa Darmakradenan Kabupaten Banyumas dan warga setempat, membuahkan hasil. Tanaman hias dan buah-buahan yang dirawatnya mengundang lebah pembawa berkah madu. Untuk sampai di titik seperti sekarang ini, Teguh tak mau sendiri.
Lulusan S-1 Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universits Negeri Semarang (2012) ini merangkul generasi muda untuk mengembangkan pertanian dan budidaya lebah demi keseimbangan ekosistem.
Teguh dan bersama 32 keluarga di beberapa Desa di Kabupaten Banyumas membudidayakan lebih dari 3.000 koloni lebah madu klanceng. Mengapa harus lebah? Menurut Teguh, lebah adalah penanda lingkungan dan ekosistem itu baik. Teguh juga mulai menanam tananam/pohon langka. Bibit tanaman ada yang dibeli dari dalam negeri, tapi ada juga yang didatangkan dari luar negeri.
Kerja Teguh bersama tim Prawita Garden membuahkan hasil. Berbagai penghargaan ia terima. Di antaranya Peringkat Ketiga Lomba Kreativitas dan Inovasi Kabupaten banyumas, Kategori Teknologi Tepat Guna (2019 dan 2020), dan Juara I Lomba Inovasi Koperasi, Jambore Koperasi Nasional (2019). Atas dedikasinya, ia juga menerima Apresiasi Satu Indonesia Awards Tingkat Provinsi Jawa Tengah (2020).
Selengkapnya, mengenal aktivitas upaya merawat lingkungan melalui lebah madu di Ajibarang Banyumas Jawa Tengah, berikut ini wawancara radio Idola Semarang bersama Teguh Waluyo, warga Desa Darmakradenan, Sang Perawat Lingkungan. (yes/her)