POLITIK, indiebanyumas.com– Calon Wakil Presiden nomor urut 3 Mahfud MD meluruskan pemahaman masyarakat yang salah mengenai politik itu kotor. Bahkan, politik dianggap sebagai sumber permusuhan oleh sebagian kalangan.
“Di kalangan masyarakat awam bahkan di pesantren-pesantren ada pernyataan di masa lalu bahwa berpolitik itu dosa, berpolitik itu kotor. Oleh sebab itu, dulu orang pesantren tidak banyak ikut ke politik karena politik dianggap sumber permusuhan,” kata Mahfud di Medan, dikutip iNews Senin (29/1/2024).
Mahfud menegaskan bahwa pemahaman tersebut keliru karena di dalam ajaran Islam disebutkan hal sebaliknya. Berpolitik justru dinilai sebagai tugas yang mulia apabila berdampak positif terhadap orang lain.
Selain itu, Mahfud menjelaskan bahwa setiap orang sebenarnya sudah berpolitik sejak dilahirkan ke dunia karena mereka langsung tercatat sebagai warga di salah satu negara.
“Sebenarnya, di dalam ilmu politik maupun di ajaran Islam itu sendiri, berpolitik itu adalah satu tugas mulia. Politik itu artinya kekuasaan negara dan tidak ada seorang pun lahir ke dunia ini yang tidak ada dalam negara,” ujar Mahfud.
“Di dalam bernegara itu ada perbedaan-perbedaan. Tidak ada satu negara pun yang monolitik. Pasti ada perbedaan. Di situlah tugas negara itu mempersatukan,” imbuhnya.
Oleh karena itu, ilmu politik juga dipelajari dalam agama Islam melalui fiqhus siyasah yang meliputi ajaran tentang tata cara berpolitik hingga berkonstitusi dalam satu negara.
Mahfud menyimpulkan bahwa menurut Islam, bernegara adalah suatu keharusan seperti halnya beragama. Bahkan keduanya dianalogikan sebagai dua saudara kembar oleh Imam Al Ghazali.
“Kalau ingin beragama dengan baik, kamu harus punya negara. Kalau kamu ingin bernegara dengan baik, harus dibimbing oleh agama,” kata Mahfud.