Purbalingga – Penanganan kasus HIV/AIDS masih menjadi pekerjaan rumah, tidak terkecuali di Kabupaten Purbalingga. Penyakit yang hingga kini belum ada obatnya itu, masih terdapat di kota Perwira. Bahkan, sejumlah penderitanya pun sampai kehilangan nyawa. Hingga Oktober lalu tercatat ada 19 orang meninggal dunia. Adapun sejak 2010 sudah lebih dari 500 warga Purbalingga yang meninggal karena AIDS.
Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Purbalingga, kasus positif AIV/AIDS masih ada. Sejak Januari sampai Oktober 2021 tercatat ada 31 kasus. Sedangkan selama kurun waktu itu, ada 19 orang penderita meninggal dunia.
“Bulan Oktober sendiri ada 3 kasus. Kalau akumulasi sejak Januari sampai Oktober ada 31 kasus. Sedangkan kematian ada 19 orang,” kata Kepala KPAD Purbalingga Semedi, Kamis (02/12/2021).
Jumlah kasus tersebut, tidak semuanya berasal dari Purbalingga. Ada lima orang yang bukan domisili Purbalingga. Namun saat itu penderita kebetulan terdeteksi mengalami penyakit itu di Purbalingga.
“Betul, terdeteksi di fasilitas kesehatan Purbalingga, tapi mereka bukan KTP Purbalingga,” katanya.
Penyakit yang disebabkan virus ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Setiap tahun hampir selalu ada penderita baru. Jika diakumulasi sejak 2010, terdapat lebih dari 500 penderita. Begitupun angka kematiannya, mencapai ratusan.
Sejak Januari 2010 sampai Oktober 2021 ada 582 orang. Sejumlah 509 orang asal Purbalingga dan 73 orang luar Purbalingga. Angka kematiannya mencapai 38,1 persen atau 223 orang.
“Untuk ODHA yang tercatat dan hidup tidak semua periksa rutin (minum obat),” katanya.