BANYUMAS– Sebuah spanduk bertuliskan ‘Selamat Datang di Objek Wisata Sewu Krikil’ terpampang di salah satu jalan aspal di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh. Ucapan dalam spanduk itu ternyata bukan disampaikan bagi para pengunjung objek wisata di desa tersebut, melainkan kritik yang disampaikan warga karena kondisi jalan yang sudah rusak parah.
Spanduk berukuran panjang 3 meter kali 1 meter tersebut berada di jalan yang masuk daerah Grumbul Sampang Desa Nusadadi. Di bawah tulisan ‘Selamat Datang di Objek Wisata Sewu Krikil’ juga terdapat sub tulisan berbunyi ‘Penake Uripmu Tak Sekepenake Dalanmu’.
Salah seorang warga, Verry Happy Wahid Abdillah mengatakan, jalan tersebut sebenarnya sudah dirabat beton pada tahun 2022. Namun dirinya tidak tahu alasan kenapa rabat beton hanya bertahan dalam hitungan hari.
“Entah kekurangan dana atau karena buruknya material yang digunakan, juga apakah karena faktor alam sehingga rabat beton tersebut langsung rusak amburadul. Batu kerikil yang ada di dalam cor, keluar semua. Sehingga jalan itu layaknya lautan kerikil,” ungkap Verry.
Verry mengungkapkan, kondisi jalan yang disebut bak ‘lautan kerikil’ tersebut sejauh ini sangat membahayakan bagi pengguna jalan khususnya anak-anak.
“Jalan itu kan menjadi jalan utama bagi anak-anak usia sekolah. Terlebih, didaerah tersebut ada pusat pendidikan SLTP dan SLTA serta pondok pesantren dan TPQ. Serta tidak jarang pula menjadi tempat jalan-jalan bagi anak balita sekitar,” tutur Verry.
Berdasarkan keterangan proyek pembangunan jalan tersebut tertulis nama pembangunan yakni rehabilitasi jalan betom Grumbul Sampang Desa Nusadadi. Volume pembangunan jalan adalah panjang 275 Meter dan Lebar 2,5 Meter. Adapun dana yang dihabiskan senilai Rp 100.000.000 yang bersumber dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Provinsi Tahun Anggaran 2022.

Sementara itu, Kepala Desa Nusadadi, Ngalimin mengatakan, kerusakan kondisi jalan di Grumbul Sampang di desanya tersebut terjadi disebabkan karena dua faktor.
“Pertama pada saat pengerjaan jalan masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua tetap melintas karena ketiadaan akses jalan lain untuk menuju ke tempat tinggalnya. Kemudian setelah beberapa waktu penggarapan jalan itu selesaikan, terjadi banjir sehingga kondisinya rusak seperti sekarang,” katanya ketika dikonfirmasi melalui sambungan suara WhatsApp.
Ngalimin mengatakan, pihaknya sudah mengajukan kembali anggaran untuk perbaikan jalan tersebut dari dana desa pada tahun ini. “Semoga segera bisa terealisasi dan perbaikan jalan bisa dilaksanakan,” katanya. (Angga Saputra)