Purwokerto – Pada bulan Desember 2021, Purwokerto dan Cilacap tercatat mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,74% (mtm) dan 0,82 % (mtm).
Secara tahunan, inflasi Purwokerto berada dalam rentang target inflasi 3±1% yaitu sebesar 2,18% (yoy) sementara infasi Cilacap berada dibawah target inflasi yaitu sebesar 1,88% (yoy).
Secara umum, Purwokerto dan Cilacap pada Bulan Desember tercatat mengalami inflasi bulanan tertinggi sepanjang tahun 2021 dan lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional.
Inflasi pada kedua daerah didorong oleh meningkatnya harga beberapa komoditas pangan strategis pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, seperti daging dan telur ayam ras seiring menguatnya permintaan pasar, terutama jelang momen Natal dan Tahun Baru.
Sementara itu, harga komoditas minyak goreng juga meningkat cukup signifikan didorong oleh harga Crude Palm Oil (CPO) dunia yang meningkat dan diperkirakan masih mengalami tren peningkatan hingga awal tahun 2022.
Harga cabai rawit juga meningkat seiring berkurangnya pasokan pada daerah sentra penghasil. Kondisi ini disebabkan oleh faktor musim penghujan yang mempengaruhi hasil produksi cabai.
Pada Bulan Desember 2021, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,74% (mtm) atau 2,18% (yoy) dan 2,18% (ytd).
Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dengan andil sebesar 0,57% (mtm).
Dilihat dari komoditasnya, yang menjadi penyumbang inflasi terbesar pada periode ini adalah komoditas cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, beras dan daging ayam ras.
Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada kelompok Informasi, Komunikasi, Dan Jasa Keuangan yang mengalami deflasi sebesar -0,04% (mtm) dan memberikan andil sebesar -0,002% (mtm).
Biaya administrasi dan transfer uang menjadi pendukung deflasi pada kelompok tersebut. Secara umum, komoditas pepaya, nangka, dan kelapa menjadi komoditas utama yang menahan inflasi bulan Desember.
Secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi sebesar 2,18% (yoy). Inflasi tersebut relatif terkendali dan berada pada rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%±1% (yoy).
Capaian inflasi tahunan pada bulan Desember 2021 lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Desember dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,97% (yoy).
Pada periode yang sama, Cilacap juga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,82% (mtm) atau 1,88% (yoy) dan 1,88% (ytd). Inflasi utamanya bersumber dari peningkatan harga kelompok Makanan,
Minuman Dan Tembakau yang memberikan andil sebesar 0,76% (mtm). Adapun komoditas yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi adalah telur ayam ras, cabai rawit, daging ayam ras, minyak goreng, dan beras.
Di sisi lain, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh kelompok Transportasi yang mengalami deflasi sebesar -0,20% (mtm) dan memberikan andil sebesar 0,02% (mtm). Adapun penurunan harga terutama disumbangkan oleh harga komoditas mobil, sepeda anak, ikan bawal, wortel, dan pepaya.
Secara tahunan, Cilacap tercatat mengalami inflasi sebesar 1,88% (yoy). Capaian inflasi tersebut berada di bawah rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3%±1% (yoy).
Capaian inflasi tahunan pada bulan Desember 2021 lebih tinggi dibandingkan rata-rata historis inflasi bulan Desember dalam dua tahun terakhir (2019 s.d 2020) yang sebesar 1,68% (yoy).
Inflasi Purwokerto dan Cilacap Tahun 2022
Bank Indonesia tetap konsisten menjaga inflasi di kisaran sasarannya 3±1% (yoy) pada 2022.
Adapun risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian inflasi ke depan antara lain meningkatnya permintaan domestik sejalan dengan arah pemulihan ekonomi nasional serta dampak inflasi dari kenaikan permintaan dan harga barang di luar negeri (imported inflation). Dalam hal ini koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, dan pihak terkait lainnya akan terus dilakukan sebagai upaya untuk menjamin ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan keterjangkauan harga khususnya untuk bahan kebutuhan pokok. (spj)