PURWOKERTO – Dalam mengeksekusi perintah pusat tersebut, kesulitan di lapangan yang muncul diantaranya keengganan dari sebagian pasien isoman dievakuasi ke isoter. Dari rakor Forkompinda di Pendopo Si Panji diketahui keengganan menjalani isoter ada yang datang dari kelompok masyarakat menengah atas misalnya ASN dan pengusaha yang mampu dan layak menjalani isoman.
Kasi Pelayanan dan Rujukan Dinkes Banyumas, dr. Aris Sugiri mengatakan dari 272 orang yang masih menjalani isoman sampai Senin (30/8) siang, sepengetahuannya banyak di wilayah Kota Purwokerto seperti Purwokerto Selatan.
Dalam rakor diketahui, di Purwokerto Selatan sekarang dari data masih sebanyak 100 orang lebih yang terpapar Covid-19 dan menjalani isoman. Dari Forkompincam menghendaki agar isoter namun belum maksimal.
“Yang seperti itu dipaksa tidak bisa. Solusinya Satgas Covid-19 setempat harus memberikan edukasi lebih dalam pada mereka yang isoman,” katanya ketika ditemui Radarmas.
dr. Aris menjelaskan lowongnya kapasitas RK Gedung Diklat Baturraden yang kini berpenghuni tinggal 11 orang sangat mendukung perintah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI untuk memaksimalkan isoter di Banyumas. Kapasitas isoter di Banyumas sangat lowong apalagi ditambah RK Hotel Pondok Slamet, Wisma Wijayakusuma dan Hotel Tiara.
“Saat ini keduanya (RKPS & Wijayakusuma) statusnya stand by,” terang dia. (yda)