PURWOKERTO – Peningkatan jumlah kasus covid, turut memicu permintaan oksigen di Rumah Sakit (RS). Pasalnya, mereka yang dilarikan ke RS, adalah mereka yang memiliki gejala sedang sampai berat.
Direktur RSUD Margono Soekarjo di Purwokerto, dokter Tri Kuncoro mengatakan jika kebutuhan oksigen di Margono pun juga meningkat.
“Kalau sekarang, disuplai setiap hari. Kalau dulu, dua hari sekali,” katanya.
Ia menambahkan, suplier itu berasal dari Semarang. Tiap hari, membawa satu truk tangki dengan kapasitas 6 ton. “Berisi lima tangki. Untuk dibagi kepada empat rumah sakit,” ujarnya.
Jumlah yang disuplai tiap hari itu, lanjut dia, paling hanya bertahan untuk satu hari saja.
Ia melanjutkan, soal ketersediaan oksigen ini, juga menjadi perhatian pemerintah hingga pusat. Sebab, dengan peningkatan jumlah covid, meningkat pula kebutuhan oksigen. Terlebih, mereka yang berada di RS adalah yang memiliki gejala sedang hingga berat.
“Misal orang yang tertular covid. Dia gunakan ventilator, per menit saja bisa 50-60 liter. Itu permenit. Kalikan satu jam. Kalikan lagi satu hari,” tuturnya.
Ia melanjutkan, lonjakan kasus ini nyaris sama dengan lonjakan yang sebelumnya. Seperti pada Desember 2020, dan Januari 2021.
Hal serupa juga disampaikan Direktur RSUD Kabupaten Banyumas dr.Dani Esti Novia melalui Wakil Direktur Pelayanan dr. Rudi Kristiyanto, Sp.B. Dia mengatakan pada 24 Juni lalu stok oksigen di RSUD Banyumas sempat menipis. Namun, ia sampaikan kondisi tersebut sudah teratasi.
“Adanya kasus Covid-19 yang meningkat, otomatis kebutuhan oksigen meningkat. 22 Juni terbit surat dari Kemenkes, isinya untuk setiap rumah sakit waspada terhadap kebutuhan oksigen di masing-masing rumah sakitnya serta mengidentifikasi kekurangan oksigen dan langsung berkomunikasi dengan pihak penyedia,” paparnya.
Selain berkoordinasi dengan pihak penyedia jasa, solusi lain pemenuhan kebutuhan oksigen adalah dengan saling bantu antar rumah sakit. Dimana rumah sakit yang punya stok lebih oksigen, membantu rumah sakit lain yang stoknya menipis.
“Kami juga terbantu sekali dengan bantuan lintas sektor dari TNI, Polri yang membantu ketersediaan oksigen,” terangnya.
Jenis oksigen yang banyak digunakan ia jelaskan, adalah oksigen central. Adalah yang menyediakan oksigen banyak, dari satu saluran asalnya dari liquid.
Distribusi Sudah Diatur Provinsi
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Sadiyanto membenarkan hal itu. Menurutnya, saat ini permintaan oksigen naik dua kali lipat dari biasanya. Beberapa rumah sakit yang sempat menipis stok oksigennya ia katakan, sudah teratasi.
“Ada beberapa rumah sakit yang sempat kritis. Maksudnya sudah jam sekian habis, tapi belum datang. Itu terjadi seperti di rumah sakit Hermina, Elisabeth, tapi sudah teratasi. Disamping menunggu supplier, juga bantuan dari rumah sakit yang stoknya cukup. Kita membangun kekompakan sosial,” paparnya.
Setelah pihaknya telusuri, persoalan justru ada di tingkat atas. Yaitu produsen di pusat.
“Distributor sebenarnya sudah mensuplai nambahi sedikit. Misalkan dia kebutuhannya satu hari 100 tabung, sedangkan kebutuhan sehari bisa 200 tabung disuplai 150 tabung. Masalahnya tidak di bawah. Barangnya ada pasti akan langsung disalurkan, tapi dari pusatnya yang harus ditambah produksinya,” ucapnya.
Stok oksigen aman ia jelaskan, paling tidak bisa melayani kebutuhan oksigen selama tiga hari. Namun, saat ini ada beberapa rumah sakit yang hanya cukup oksigennya hanya untuk hari itu juga.
“Kita sudah laporkan ke kepala dinas provinsi. Mungkin di tingkat provinsi ada koordinasi, atau dari pusat,” ujarnya.
Sebagai gambaran kondisi Covid-19 di Banyumas ia sampaikan, sampai Senin, (28/6) sudah ada 133 kasus kematian. Padahal bulan Juni masih menyisakan beberapa hari lagi. Angka itu ia prediksi bisa melebihi kasus kematian tertinggi di bulan Desember dengan 138 kasus kematian.
“Kasus positif sudah melampaui Desember 2.700 kasus. Sekarang 3.300an yang positif,” paparnya.
Terpisah, Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengungkapkan, kondisi tersebut (peningkatan kebutuhan oksigen RS) terjadi hampir di seluruh Provinsi Jawa Tengah.
“Menipis. Tidak hanya di Banyumas, tapi di seluruh Jawa Tengah. Tadi sudah minta dua kali lipat. Tapi saat ini provinsi yang ngatur, jadi mana yang gawat akan dilemparkan ke lokasinya tersebut,” katanya.
Meningkatnya penggunaan oksigen, ia sebut sejalan dengan peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi. Untuk itu, pihaknya coba cari solusi. Mengumpulkan distributor oksigen. Sembari mencari tahu apa yang terjadi.
“Kemarin sudah mengumpulkan agen dan distributor, jawaban mereka, mereka hanya distribusi dari yang di Jakarta. Sedangkan produksi di Jakarta yang harus digenjot, kewenangannya ada di pusat,” terangnya. (aam/mhd)

