BANYUMAS – UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Satuan Polisi (Satpol) Pamong Praja (PP) Kabupaten mencatat peristiwa kebakaran di Banyumas pada tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
Jika ditahun 2020 jumlah kasus kebakaran 69 kejadian, ditahun 2021 jumlah kasus kebakaran mencapai 97 kejadian.
“Dari awal tahun sampai sekarang, kasus paling banyak karena korsleting listrik,” kata M Fadly Ahsani, Kepala UPT Damkar Banyumas kepada Radarbanyumas.co.id, Kamis (30/12).
Yaitu korsleting listrik 41 kasus, tungku atau kompor 18 kasus, lampu tempel atau lilin 1 kasus, rokok atau obat nyamuk 1 kasus, tidak diketahui 18 kasus, dan lain-lain 18 kasus.
Dengan total kerugian Rp. 3.313.000.000, kasus kebakaran menyebar hampir diseluruh wilayah Kecamatan di Banyumas, yaitu Purwokerto Utara 5 kejadian, Purwokerto Selatan 8 kejadian, Purwokerto Barat 4 kejadian, Purwokerto Timur 5 kejadian.
Sumbang 4 kejadian, Kedungbanteng 4 kejadian, Baturraden 5 kejadian, Sokaraja 5 kejadian, Karanglewas 4 kejadian, Banyumas 3 kejadian, Kemranjen 2 kejadian, Sumpiuh 4 kejadian, Somagede 1 kejadian, Kebasen 4 kejadian, Rawalo 2 kejadian, Jatilawang 4 kejadian, Cilongok 9 kejadian, Wangon 3 kejadian, Ajibarang 6 kejadian, Pekuncen 4 kejadian, Patikraja 5 kejadian, dan Kembaran 4 kejadian.
Fadly melanjutkan, jika korsleting listrik rata-rata yang ditemui di tempat kejadian, karena banyaknya rangkaian kabel colokan dari stop kontak.
“Karena stop kontak itu masih dikasih T, terus di T itu sambung lagi kabel roll, terus kabel roll eh colokoan masih kurang sehingga disambung T lagi, jadinya seperti itu. Terus kabelnya juga, biasanya kabel-kabel yang belum SNI,” terangnya.
Iapun menghimbau, warga Banyumas agar lebih waspada terhadap hal-hal yang berpotensi pada kebakaran.
Apalagi terhadap korsleting listrik yang saat ini masih menjadi faktor dominasi pemicu.
“Untuk menghindari korsleting pakailah alat-alat listrik yang sudah berstandar, yang ber SNI, dan jangan di stop kontak itu ditambahi T lagi, disambung lagi, jangan terlalu banyak bercabang-cabang, dan masyarakat harus lebih menambah kewaspadaan dan kehatian-hatian lagi, apalagi kalau masak, jangan langsung ditinggal pergi,” pungkasnya. (win)