INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Jihad

Rangga Sujali

Rabu, 22 November 2023

Seorang sahabat lama, tiba-tiba telpon dari Ramalah, Daerah A, Palestine. Minta maaf untuk tujuh anggota keluarga, kakak, adik, bapak dan ibunya.

Belasan tahun lalu kami pernah saling berkunjung, akrab, seperti halnya keluarga. Dari delapan orang, tersisa dia yang masih hidup. Pun tanpa tangan dan kaki kanan. Rumahnya terkena amukan roket milik Israel.

Panjang-lebar dia bercerita. Sesekali sinyal tersendat, entah jaringan di Indonesia atau di sana yang buruk. Bahwa kali ini perangnya lebih serius. Tak sebagaimana dulu pernah hingga 56 hari perang tak putus. Yang terjadi tahun ini beda. Teknologi melawan teknologi. Kedua berseteru sudah saling mengembangkan alutistanya. Akurasi luar biasa, sesekali saja meleset dari sasaran.

Masih jelas dalam ingatan, Salekha, ibu si teman, dengan ramah menyambut kedatanganku. Masuk rumah di pagi hari, ditawarkannya Hummus, semacam bubur wijen giling dan kacang arab, zaitun dengan cita-rasa nan lezat. Sore, karena paham tamunya dari Asia, memasak maqluba, nasi uduk dengan rempah lengkap dan daging domba. Malam beliau mengajak ngobrol, dengan bahasa inggris yang tertatih-tatih. Betapa dari bangun tidur, hingga tidur lagi, 24 jam beliau mengenakan hijab rapat. Menjaga kondisi, bersiap seandainya waktunya maut datang, “Badanku sudah terbungkus, tak perlu lagi merepotkan orang lain,”. Karena bom Israel tak bisa diprediksi.

Benar bahwa Hamas dan Israel memang dua anak nakal luar biasa. Keduanya saling usil. Roket seperti mobil-mobilan, kalaupun tidak hitungan hari, kerap mereka saling lontar. Anak seusia 7-8 tahun bahkan sudah mengenali, ledakan itu roket milik siapa.

“Kami punya Marwah atas tanah Palestina. Biarpun ada tawaran hidup yang 100 kali lebih baik, kami menolak. Lebih baik mati berkalang tanah, membela kehormatan tanah Palestina.”

Harta dan nyawa bagi mereka sudah qodratullah, didapat untuk diamalkan untuk berjihad. Keduanya berkecukupan, lebih makmur dari Indonesia. Dalam kondisi berperang pun mereka tidak butuh bantuan negara lain. Begitu kaffah membela keyakinan. Karena yang tahu kebutuhan adalah mereka sendiri. Orang lain yang ada di belahan entah dunia, hanya melihat di media massa. Sepenggal, dan dengan berbagai analisa. Berbondong menghimpun bantuan, tak sedikit pula yang diselewengkan. Karena blokade yang rapat, menghalangi bantuan makanan, obat-obatan, air bersih, dan BBM sekalipun.

Entah otak jenis apa, aku bertanya, bagaimana dengan pangan untuk bertahan? Kami punya uang, bahkan untuk bertahan satu-dua tahun ke depan. Kendati harga roti sudah naik tiga-empat kali lipat, pun kami masih mampu. Yang merepotkan adalah antrian untuk mendapatkannya. Antrian tertib, roti dan susu bisa didapatkan setelah 7-8 jam mengantri. Sambil tetap waspada dengan sesekali roket terbang di udara.

Sahabatku, aku di sini hanya bisa berdoa. Walau pun tahu, doa itu sia-sia. Semoga kalian, Palestina-Israel, bisa hidup damai sesama manusia. Keyakinan kalian begitu kuat, dan itu diamini oleh seluruh penduduk bumi. Tanah kutukan itu tak pernah bisa berdamai. Apa pun kitab sucinya, menyerukan firman yang sama.

Obrolan terputus di saat seru-serunya obrolan kami. Samar terdengar suara berdebum keras. Mungkin ledakan mitraliyur, roket atau semacamnya. Tak sempat beruluk salam. Aku hanya beeharap, semoga jaringan yang memutus pembicaraan, bukan yang lain. Sambil berdoa, semoga saudara-saudaraku meninggal dalam keyakinan yang teguh, surga abadi.

Maka mungkin kalian harus sesaat melepas kitab dan menjadi manusia yang punya rasa.

Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial, Budayawan dan Jurnalis Senior

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

November Rain dan Fakta-fakta Menarik di Baliknya

Selanjutnya

Supporter Persibas Ngamuk, Buntut Kekecewan Atas Prestasi yang Kian Merosot

Selanjutnya

Supporter Persibas Ngamuk, Buntut Kekecewan Atas Prestasi yang Kian Merosot

Rumah Indonesia Maju (RIM) Gelar Doa Bersama di Tempat Leluhur Prabowo

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com