INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Hikmah Pandemi, Gegara Jamaah Dibatasi, Warga Kasegeran Bangun Masjid Baru

Jumat, 24 September 2021

 

Sudah hampir dua tahun pandemi akibat penyebaran virus Coronavirus Deseas (Covid-19) masih belum jelas kapan berakhir. Ketika banyak negara menerapkan istilah lockdown, pemerintah lebih luwes dengan menerapkan kebijakan pembatasan aktivitas. Terakhir, istilah untuk menerapkan pembatasan aktivitas disebut dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Awal diberlakukannya pembatasan sosial banyak membuat orang syok. Tak hanya menyangkut persoalan ekonomi, mereka juga resah ketika pembatasan itu juga berlaku untuk urusan beribadah.

Apalagi untuk kaum pria, ada larangan untuk tidak menjalankan salat Jumat di masjid, dan menggantinya dengan ibadah shalat Duhur, kala itu.

“Saat pembatasan sosial pada tahun pertama wabah Pandemi terjadi, kan kita dilarang untuk salat Jumat, dan disarankan untuk menjalankan salat Duhur di rumah masing-masing,” kata Suyudiono, mengenang awal mula warga di lingkungan desanya, di desa Kasegeran Kecamatan Cilongok memulai inisiatif mendirikan masjid yang berada di pinggir jalan utama desa itu. 

Seiring waktu, kata dia, ada pelonggaran dengan memperbolehkan menjalankan salat Jumat tetapi syaratnya adalah menjaga jarak. Nah, karena dengan jarak yang berjauhan itulah akhirnya jemaah ada yang tidak kebagian tempat, dan sebab karena itulah warga bertekad mendirikan masjid.

Niat dan tekad, kedua hal itulah yang kini diyakini warga seperti Suyud sebagai kekuatan besar yang mampu mengubah seuatu harapan mustahil menjadi mudah terwujud.

Terbukti, bahkan tanpa perencanaan maupun anggaran yang sudah terkumpul, niat warga mendirikan masjid terbukti bisa terwujud.

“Kami bangga, saya pun sama sekali tak memperkirakan akan ada masjid baru yang semula hanya mushola kecil. Inilah bukti dari kekuatan niat dan tekad serta ridlo Illahi. Sekarang diibaratkan kami hanya tinggal melaju selangkah saja,” kata warga yang biasa disapa Suyud.

Dimulai tanpa sepeser dana, Suyud menuturkan, masjid yang rencana akan diberi nama Umar Bin Khattab itu semula adalah bangunan Mushola kecil. Tidak bisa juga untuk menampung kegiatan beribadah tanpa menabrak aturan pemerintah. Suyud bersama kerabatnya Alwi Baharudin serta warga lain, berembug.

Tak butuh lama, mereka langsung mendatangi si pemilik tanah di sekitar bangunan mushola supaya bersedia untuk diganti agar masjid yang diimpikan mereka sesuai harapan.

Gayung bersambut, si empunya tanah tak keberatan. Akhirnya, warga sudah bisa mengukur total luas tanah yang bisa dibangun untuk masjid seluas sekitar 210 meter persegi. Ketika sudah sepakat, warga kala itu sama sekali tidak memiliki sumber dana awal.

“Kita patungan, seadanya saja dan dari nol. Sungguh, apabila niat besar juga disertai tekad yang kuat maka sesuatu yang mustahil bisa menjadi nyata, dan kami sudah nyata akan memiliki masjid,” ungkapnya.

Dari hasil patungan perdana, Suyud menuturkan, dana yang terkumpul kurang lebih sebanyak Rp 20 Juta, dan tanpa terasa dalam hitungan hari saja donatur datang memberikan bantuan dana tanpa ada dari pihak warga yang meminta.

Suyud menghitung, dari mulai ‘babad’ sampai tahap akhir pembangunan yang hanya menyisakan pemasangan keramik, total dana yang dihabiskan sudah mencapai sekitar Rp 400 juta. Kata Suyud, uang sebesar itu datang dari pada donatur luar desanya yang menyumbang secara sukarela, dari mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

“Mungkin karena mereka tahu larbelakang cerita warga membangun masjid sehingga secara sukarela mendatangi kami memberikan bantuan,” ungkapnya.

Masjid yang berada tak jauh dari kantor pemerintahan desa setempat itu saat sekarang hanya menunggu sampai seluruh lantai dipasang keramik.

Ketua pelaksaan pembangunan masjid, Alwi Baharudin menuturkan, meski belum selesai karena memang belum ada material yang dipakai untuk menyelesaikan lantai masjid, untuk sementara warga tetap melakukan kegiatan bersih-bersih.

Alwi, juga warga lain pun yakin, dalam waktu dekat masjid itu akan rampug 100 persen.

“InsyaaAlloh segera bisa selesai, lha wong dari awal saja kita dari nol apalagi sekarang sudah tinggal menyelesaikan bagian lantai saja, semoga tak menunggu waktu lama,” harapnya.

 

Penulis

Angga Saputra

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Polda Jateng: Tak Ada Penangkapan Warga saat Kunker Presiden ke Cilacap

Selanjutnya

Bupati Purbalingga Lepas 4 Atlet ke PON dan Peparnas Papua: Tidak Perlu Terbebani, Beri yang Terbaik

Selanjutnya

Bupati Purbalingga Lepas 4 Atlet ke PON dan Peparnas Papua: Tidak Perlu Terbebani, Beri yang Terbaik

Mako Brimob Purwokerto Kini Punya Lapangan Tembak Senapan Panjang, Boleh Dipakai Perbakin

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com