INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

HASYIM ASY’ARI DAN DEFISIT MORAL UMMAT

Kamis, 14 Desember 2023

 

Prof Yudhie Haryono
Rektor Universitas Nusantara

Ia lahir, datang, bertanding dan menang. Padahal modalnya tak banyak. Hanya kompilasi pemikiran islam masa lalu dan moralitas terjaga. Hal yang kini tak banyak penerus peneladan. Padahal, pesantren dan perguruan warisannya masih eksis. Murid dan ummatnya berderet dari Sabang sampai Merauke. Tapi mereka tak menggarami daratan. Kecuali jadi pelengkap penderita dan objek rebutan oligarki istana.

Pada dasarnya pemikiran utama Kiai Hasyim Asy’ari adalah membangun dan menjaga persatuan kesatuan ummat dan bangsa. Kerukunan itu pondasi negara plural. Persatuan itu pokok bangsa majemuk. Dari tesis itu, menurutnya pondasi negara itu harus mempunyai tiga tujuan: 1)Memberi persamaan bagi setiap penghuninya; 2)Melayani kepentingan rakyat dengan cara perundingan, dan 3)Menjaga tradisi keadilan sosial.

Untuk mempertajam hipotesa itu, beliau menulis banyak karya, di antaranya: 1)Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’ah al-Arham wa al-Aqarib wa al-Ikhwan. Buku ini berisi tentang tata cara menjalin silaturrahim, bahaya dan pentingnya saat berinteraksi sosial; 2)Mukaddimah al-Qanun al-Asasy Li Jam’iyyah Nahdhatul Ulama. Pembukaan undang-undang dasar (landasan pokok) organisasi Nahdhatul Ulama. Ini karena beliau pendiri ormas besar NU.

3)Risalah fi Ta’kid al-Akhdz bi Madzhab al-A’immah al-Arba’ah. Ini merupakan catatan singkat untuk memperkuat pegangan atas madzhab empat; 4)Mawaidz (Beberapa Nasihat). Buku ini berisi tentang fatwa dan peringatan bagi umat dalam mengarungi kehidupan; 5)Arba’in Haditsan Tata’allaq bi Mabadi’ Jam’lyah Nahdhatul Ulama. Buku ini berisi 40 hadis Nabi yang terkait dengan dasar-dasar pembentukan Nahdhatul Ulama.

6)Al-Nur al-Mubin fi Mahabbah Sayyid al-Mursalin. Buku ini berisi salawat atas cahaya pada Rasul yang umum diimani para santri; 7)At-Tanbihat al-Wajibat liman Yashna’ al-Maulid bi al-Munkarat. Buku ini berisi soal peringatan-peringatan wajib bagi penyelenggara kegiatan maulid yang dicampuri dengan kemungkaran; 8)Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah fi Hadits al-Mauta wa Syarat as-Sa’ah wa Bayan Mafhum al-Sunnah wa al-Bid’ah. Buku ini berisi catatan lengkap Ahl Sunnah Wal Jama’ah tentang hadis-hadis yang menjelaskan kematian, tanda-tanda hari kiamat, serta menjelaskan sunnah dan bid’ah.

9)Ziyadat Ta’liqat a’la Mandzumah as-Syekh ‘Abdullah bin Yasin al-Fasuruani. Buku ini berisi catatan seputar nazam Syeikh Abdullah bin Yasin Pasuruan. Isinya berupa polemik antara Kiai Hasyim dan Syeikh Abdullah bin Yasir; 10)Dhau’ul Misbah fi Bayan Ahkam al-Nikah. Buku ini berisi alegoris cahaya lampu yang benderang dan menerangkan hukum-hukum nikah. Lebih luas berisi tata cara nikah secara syar’i; hukum-hukum, syarat, rukun, dan hak-hak dalam perkawinan.

Bukunya luas dan berpengaruh. Warisan lembaganya: pesantren (Tebu Ireng) dan ormas (Nahdatul Ulama) makin maju. Puluhan tahun semuanya dikaji dan dijadikan rujukan santri. Kementrian agama diisi sebagian besar dari agensi santri pembaca bukunya. Tapi, kementrian itu buruk dalam capaian nir KKN dan urutan buncit penegakkan moral. Padahal moral merupakan ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan pandangan hidup atau agama tertentu.

Dus, moral adalah standar perilaku manusia yang memungkinkannya untuk hidup bersama berkolaboratif dalam kelompok. Lebih jauh, moral mengacu pada sanksi masyarakat apa yang benar dan dapat diterima secara luas dan umum. Kebenaran universal.

Karenanya, moral sebagai tingkah laku hidup manusia yang mendasarkan pada kesadaran bahwa ia terikat oleh keharusan untuk mencapai yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungannya maka harus terus dihadirkan dan direalitaskan plus ditradisikan. Sayangnya kini defisit. Ia kini jadi barang langka di mana-mana.

Lahir sikap sebaliknya. Banjirlah tindakan amoral. Ini merupakan perbuatan yang tidak bermoral, bertentangan dengan moral dan tindakan yang tidak etis atau tidak berakhlak. Mereka yang bertindak amoral memiliki pengetahuan tentang moral benar dan salah, tidak memiliki kebingungan definisi, namun tetap saja melakukannya meski tahu itu tidak baik baginya dan sesamanya.

Saat banjir amoral inilah, kita perlu langkah nyata untuk menghadapinya. Kita harus hadirkan revolusi moral untuk mengembalikan ke moralitas bangsa yang santun, luhur, pekerja keras, tidak korup dan resiprokal kritis. Kita hadirkan contoh dan teladan yang bisa menggerakkan rakyat Indonesia untuk kembali pada jati dirinya yang otentik. Di sini mengungkap kembali pikiran dan warisan Kyai Hasyim Asy’ari menjadi penting.

Saat kalasuba menjelma, jahiliyah merajalela, maka revolusi moral adalah obatnya. Ini akan melahirkan jiwa kepemimpinan yang spiritualis berdimensi kemanusiaan dengan imajinasi dahsyat untuk menghadapi perjuangan indah dalam menciptakan dunia yang lebih inklusif, adil dan berkelanjutan serta martabatif. Bumi syorgawi, semesta sauna dan zaman ideal. Ayok segerakan.(*)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

BPKH Diminta Kelola Dana Umat senilai Rp 165 Triliun Secara Profesional

Selanjutnya

Soal Temuan Mayat di Kampus, UNPRI Beri Pesan ke Kapolda

Selanjutnya

Soal Temuan Mayat di Kampus, UNPRI Beri Pesan ke Kapolda

TANAH SUCI KECILA

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com