CILACAP – Seharusnya di bulan Juni, sudah memasuki musim kemarau. Namun belakangan berbeda, khususnya di Kabupaten Cilacap. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa fenomena dinamika atmosfer laut yang cukup signifikan.
Parkirawan cuaca BMKG Stasiun Meteorologi Tunggung Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan biasa pada dasarian ke tiga bulan April 2021 wilayah Cilacap umumnya sudah memasuki musim kemarau.
“Adanya peningkatan curah hujan di pekan ini dipicu oleh berasosiasinya beberapa fenomena dinamika atmosfer laut yang cukup signifikan. Sehingga memicu peningkatan curah hujan di wilayah tersebut,” kata dia, Minggu (27/6).
Rendi menjelaskan, beberapa faktor dikarenakan menghambatnya suhu muka laut lokal di selatan Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara berkontribusi terhadap peningkatan uap air di atmosfer.
“Siklus gelombang atmosfer yaitu gelombang ekuatorial rossby yang menunjukkan adanya aliran massa udara pemicu hujan di wilayah kita,” ujarnya.
Rendi mengatakan, menghangatnya suhu muka laut di wilayah perairan barat Sumatera dan memicu munculnya pusat tekanan rendah di perairan dekat Sumatera – Jawa sehingga berakibat terjadi pemusatan aktivitas awan konvektif.
“Seiring meluruhnya gelombang ekuatorial rossby diperkirakan pada pertengahan bulan Juli 2021 kondisi curah hujan akan kembali berkurang, namun masih ada potensi hujan dengan intensitas ringan dan skala lokal di wilayah Cilacap,” imbuhnya.
Pihaknya pun menghimbau untuk waspada terkait potensi hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan angin puting beliung. (ray)

