Banyumas – Harga Padi Kering atau biasa disebut gabah di Kecamatan Rawalo mengalami penurunan pada panen raya bulan Agustus ini.
Wilayah Rawalo ini berdasarkan dari data Badan Statistik, memiliki luas lahan 2.775 hektare dengan hasil panen mencapai 15.818 ton. Dengan potensi tersebut hasil panen dari wilayah ini tergolong cukup besar.
Salah satu pemilik penggilingan padi di Desa Tipar Kecamatan Rawalo Firgi mengatakan Senin (23/8/2021) , saat ini hasil panen di wilayahnya tergolong cukup baik.
Namun untuk harga saat ini mengalami penurunan. Penurunan ini menurutnya disebabkan oleh adanya beras yang di impor oleh pemerintah, sehingga ketersediaan stok beras mengalami peningkatan yang berdampak pada penurunan harga.
“Saat ini panen padi di daerah sini itu tinggi, lumayan lah , tapi masih kategori sama tahun lalu ngga jauh beda, yang jadi permasalahan itu, harganya saat ini turun, kalau tahun lalu 1 kuintalnya 500, saat ini 400 karena stok itu banyak, banyak beras impor di kondisi pasar itu, saya biasa kirim ke daerah jakarta , kita sainganya sama beras impor” ungkapnya.
Terpisah salah satu petani di Kecamatan Rawalo Muryati mengatakan saat ini harga padi keringnya turun mencapai 20% yakni di harga 400 ribu rupiah per kuintalnya. Padahal pada tahun sebelumnya, harga padi kering perkuintal mencapai 500 ribu rupiah.
“tahun ini turun harga, padi kering atau gabah itu saat ini perkuintalnya mencapai 400 ribu saja, sebelumnya kan sampai 500 ribu rupiah. Ya semoga pemerintah tidak impor lagi lah, kasihan kami petani lokal” tuturnya.
Saat ini, kondisi panen di wilayah Kecamatan Rawalo tergolong cukup baik. Meski sempat terkendala oleh kekeringan, namun hasil panen pada tahun ini tetap stabil. (ARI)