PERISTIWA – Sebanyak 2.000 ekor babi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara dilaporkan mati mendadak. Kematian ribuan babi itu disebabkan oleh wabah flu babi. Hal itu dibenarkan oleh Ketua Peternak Babi Indonesia, Heri Ginting.
“Total babi yang mati lebih kurang 2.000 ekor. Gejalanya flu babi,” katanya, Rabu (30/11).
Akibat kematian ribuan babi itu, para peternak mengalami kerugian hingga Rp8 miliar. Wabah flu babi diketahui mulai merebak sejak September 2022. Pasokan daging babi dinilai akan turut terganggu menjelang Natal dan Tahun Baru 2023.
“Flu babi ini sudah pasti berpengaruh. Sekarang aja produksi ternak berkurang hampir 50 persen dan ini akan berpengaruh pada Natal dan Tahun Baru nanti pasokan dagingnya,” ungkap Heri.
Bukan hanya itu, wabah flu babi juga menyebabkan harga daging babi anjlok. Sebelum adanya wabah babi, harga per kilogram mencapai Rp65 ribu. Namun, saaat ini harga daging babi hanya Rp35 ribu per kilogram.
Para peternak babi pun berharap pemerintah menyediakan vaksin untuk mengantisipasi wabah tersebut.
“Pemerintah daerah di Sumut membuat satu kebijakan membeli babi-babi yang terpapar virus yang ada di masyarakat maupun peternak. Dibeli sama pemerintah dan dimusnahkan supaya jangan berputar-putar itu penyakit,” ucap Heri.
Menurut Heri, saat ini Dinas Peternakan Provinsi Sumut dan Balai Venteriner Medan telah meninjau langsung terkait wabah flu babi.
“Sudah ada turun dari pemerintah untuk melakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi,” pungkasnya.