Istilah Quiet quitting saat ini tengah ramai digunakan khususnya di kalangan generasi Z dan generasi millenial. Banyaknya unggahan di media sosial yang menggunakan tagar ini seolah menunjukkan situasi tersebut tidak hanya terjadi pada satu atau dua orang saja. Jadi, apa itu quiet quitting?
Melansir situs Very Well Mind (25/11/2022), seorang profesor di Universitas of Nottingham dan direktur dari Centre for Interprofessional Education and Learning, Maria Kordowicz, mendeskripsikan quiet quitting sebagai kegiatan melakukan hal yang diperlukan secara minimum, untuk bertahan dalam pekerjaan seseorang tanpa membiarkan hal itu memengaruhi area kehidupan yang lain.
Di samping dari istilahnya, quiet quitting tidak berarti seseorang benar-benar berhenti dalam pekerjaannya. Sebaliknya mereka menolak melakukan pekerjaan yang berlebihan dan menolak berkomitmen dengan ‘hustle culture‘. Mereka memilih untuk menetapkan batasan untuk diri sendiri di tempat kerja dan semua kegiatannya.
Hal ini mengartikan mereka akan mengeluarkan usaha yang lebih sedikit dan hanya melakukan pekerjaan yang dibutuhkan bagi mereka untuk selesai, serta menetapkan batasan dengan atasannya.
Saat melakukan quiet quitting, pekerja tersebut bisa saja sedang berusaha menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupannya yang lebih baik. Mereka akan berhenti melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan di luar jam kerja dan tempat kerja. Bentuknya bisa seperti tidak akan membalas pesan dari kantor soal pekerjaan dan pulang kerja tepat waktu.
Namun, setiap praktik quiet quitting bisa tampak berbeda pada setiap individu. Praktik ini bisa memiliki efek positif ketika pekerja memaksimalkan kualitas kerjanya di jam kerja. Akan tetapi, hal ini akan berdampak sebaliknya pekerja kekurangan motivasi dalam bekerja.
engutip Investopdia, quiet quitting adalah istilah yang mengacu pada sifat atau tindakan seseorang, utamanya karyawan suatu perusahaan, untuk melakukan persyaratan minimum dan tidak menghabiskan lebih banyak waktu, tenaga, atau antusiasme daripada yang benar-benar diperlukan.
Quiet quitting tidak berarti bahwa seseorang benar-benar berhenti dari pekerjaan. Melainkan hanya melakukan apa yang diperlukan dan kemudian melanjutkan hidup. Tujuannya, untuk mencapai lebih banyak keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.