INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

DBD Mengintai Banyumas, Cilacap dan Purbalingga Ditengah Pandemi

Rabu, 9 Juni 2021

CILACAP – Ditengah pandemi COVID-19 yang belum mereda, penyakit demam berdarah dengue (DBD) masih mengancam. Di Kabupaten Cilacap, kasus DBD terus mengalami peningkatan.

Saat ini, di kabupaten tersebut tercatat sudah ada 237 kasus untuk DBD, 318 untuk kasus DD, dan tiga orang meninggal dunia.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, dr Pramesti Giriana Dewi menjelaskan, jumlah pasien DBD terbilang tinggi hingga awal Juni ini. Namun dibanding tahun lalu angka tersebut masih rendah.

“Untuk DBD kebanyakan terjadi di wilayah desa. sedangkan untuk kota/kelurahan kasus Chikungunya. Harus tetap waspada agar terhindar dari penyakit tersebut dengan menjaga kebersihan,” katanya.

Pramesti mengatakan, salah satu penyebab kenaikan kasus dikarenakan musim pancaroba mulai berlangsung. Habitat nyamuk penyebar virus DBD mulai merambah di berbagai wilayah di Cilacap.

“Ada penyebab karena pancaroba namun tidak terlalu signifikan. Karena kemungkinan adanya pergantian musim, hingga habitat nyamuk mulai banyak, diberbagai wilayah,” ujarnya.

Sementara, di Purbalingga dilaporkanm, 21 orang warga Purbalingga terjangkit DBD. Data tersebut, dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, dari awal Januari hingga awal Juni 2021 ini.

Kepala Dinkes Kabupaten Purbalingga drg Hanung Wikantono mengatakan, hingga bulan keenam di tahun 2021 sudah ditemukan 21 kasus DBD di Kabupaten Purbalingga.

“Kasus tersebut tersebar di 11 Kecamatan,” katanya kepada Radarmas, Selasa (8/6).

Dia menjelaskan, 11 Kecamatan yang sudah ditemukan kasus DBD yakni KecamatanKemangkon, Bukateja, Kejobong, Kaligondang, Kalikajar, Purbalingga, Bojong, Kalimanah, Padamara, Kertanegara, serta Rembang.

“Tujuh kecamatan lainnya belum ditemukan kasus,” jelasnya.

Dia menambahkan, berdasarkan data yang ada belum terjadi kasus meinggal dunia akibat penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti ini.

“Meski demikian kita tidak boleh lengah. Jangam karena waspada terhadap Covid-19, kita justru melupakan penyakit-penyakit lainnya, seperi DBD atau pun Chikungunya,” tambahnya.

Diungkapkan olehnya, pada tahun 2020 lalu, yang juga dalam masa Pandemi Covid-19, ada 200 kasus DBD di Kabupaten Purbalingga. “Tahun lalu, ditemukan empat kasus kematian akibat DBD,” ungkapnya.

Sementara itu, kasus terbaru ditemukan di wilayah RT 5 RW 6 Purbalingga Kidul, Kecamatan Purbalingga. Di wilayah yang masuk ke Perumnas Penambongan itu, ada dua warga yang terserang penyakit DBD.

“Sekarang lagi dirawat di RSUD dr Goeteng Tarunadibrata (Purbalingga). Kemungkinan, bukan tergigit nyamuk di wilayah tempat tinggalnya,tapi dari luar kota. Namun, sebagai langkah antisipasi perlu dilakukan PSN mandiri, agar penyakit ini tak menyebar di wilayah,” kata Ketua Kader Kesehatan Perumnas Penambongan RT 5 RW 6 Kelurahan Purbalingga Kidul Wahyati, terpisah.

Dari Banyumas, Data Dinkes Banyumas per Mei 2021, tercatat 9 orang meninggal dunia karena DBD.

Operator fogging Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Banyumas, Slamet Rijadi mengatakan, kasus meninggal DBD yang belum lama terjadi di Desa Kebokura Kecamatan Sumpiuh saat bulan Ramadhan.

Meski tinggal di Kebokura, anak berusia 13 tahun yang meninggal DBD sebenarnya berasal dari wilayah Wangon.

Slamet menjelaskan untuk jumlah kasus DBD per Mei sebanyak 118 kasus. Angka ini bisa dikatakan stabil tidak naik dan juga turun. Yang memicu kenaikan kasus justru jika hujan sesaat terus turun di wilayah Banyumas. Berbeda jika hujan yang turun kontinyu atau sebaliknya tidak turun hujan sama sekali.

“Beberapa hari kemarin hujan. Hujan berhenti hujan lagi membuat banyak genangan,” terang dia.

Dipastikannya di pertengahan tahun ini, anggaran untuk fogging DBD tersedia meski penyemprotan hanya dilakukan 1 kali dalam 1 hari dengan 1 tim. Saat ini fokus fogging lebih kepada DBD dibandingkan Cikungunya. (ray/tya/yda)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Sejumlah Kendaraan Terjaring Razia Parkir Liar di Purwokerto, Pemilik Ditilang

Selanjutnya

Warga Karangjambu Purbalingga Digegerkan Penemuan Bayi di Hutan Pinus

Selanjutnya

Warga Karangjambu Purbalingga Digegerkan Penemuan Bayi di Hutan Pinus

dr Seno: Waspadai Gangguan Mental Pasca Stroke

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com