Komunitas Juang merayakan ulang tahun ke-12 dengan refleksi perjalanan kaderisasi yang dimulai dari diskusi kecil di teras rumah di Cilongok, Banyumas. Sejak dibentuk pada 2013, gerakan ini telah berkembang menjadi sistem pembinaan kader muda yang menjangkau 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah.
Awal Sunyi, Langkah Pasti
Mentor Komunitas Juang, Hafid Dinillah, mengenang masa awal pembinaan yang sederhana namun penuh semangat. “Kita dulu hanya berkumpul di teras rumah Pak Anang Kostrad di Cilongok. Kajian tidak dimulai dari kemewahan, tapi dari kesunyian,” ujarnya dalam acara refleksi HUT ke-12 Komunitas Juang di D’Garden Cafe Purwokerto, 14 November 2025.
Dari Banyumas, model pembinaan berkembang ke Solo Raya dan Semarang Raya. Hingga kini, lebih dari 35.000 kader telah mengikuti program Komunitas Juang.

Tokoh PDI Perjuangan Banyumas, H. Anang Agus Kostrad, menyebut Komunitas Juang lahir dari instruksi almarhum Taufik Imas pada akhir 2013 untuk menjadikan Banyumas sebagai “kota PNI”. Saat itu, PDI Perjuangan Banyumas tengah menghadapi konflik internal sebagai bagian dari dinamika demokrasi.
“Belum ada nama Komunitas Juang, tapi sudah ada pemahaman bahwa anak-anak muda harus dibentuk sebagai barisan,” kata Anang.
Pelantikan perdana digelar di Cilongok dan selanjutnya sebanyak 460 kader dilantik sebagai angkatan pertama yang dihadiri langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Purwokerto.
Simbol Alam dan Sejarah Banyumas
Pelantikan pertama pada 16 Februari 2014 berlangsung tiga hari setelah letusan Gunung Kelud. Peristiwa itu dipandang sebagai simbol alam yang mengiringi lahirnya gerakan ini.
Banyumas dipilih sebagai titik awal karena sejarah panjangnya dalam Partai Nasional Indonesia (PNI), termasuk menjadi tuan rumah Kongres ke-10 PNI pada 1963.
Delapan tahun setelah pelantikan pertama, Komunitas Juang telah menjadi program kaderisasi resmi di seluruh Jawa Tengah. Sebanyak 4.400 kader muda telah dilantik melalui sistem pembinaan yang mencakup kelas, kegiatan lapangan, dan konseling.
Menjaga Solidaritas di Tengah Dinamika
Anang berharap Komunitas Juang tetap menjadi pelopor gerakan anak muda PDI Perjuangan, meski kondisi politik dan anggaran saat ini berbeda.
“Waktu saja yang perlu kita atur supaya tetap bisa bertemu,” ujar anggota DPRD Banyumas ini.
Dewan Mentor Komunitas Juang, Sofwan Dedy Ardyanto, menekankan pentingnya menjaga solidaritas dan kolaborasi. “Kalau ada yang sakit, tolong diberitahu. Kita hidupkan terus rasa solidaritas,” katanya.
Sofwan, yang kini duduk di Komisi V DPR RI dari Fraksi PDI-P, juga menyampaikan pesan dari Ketua Dewan Mentor Juang sekaligus Wakil Ketua MPR, Ir. Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul: “Jaga solidaritas. Saling menjaga dan mendukung satu sama lain.”

Politik yang Mengubah Pandangan
Suasana peringatan HUT ke-12 berlangsung hangat dan penuh haru. Para kader mengenang sahabat dan mentor yang telah wafat, serta perjalanan yang mengubah pandangan mereka tentang politik.
“Saya dulu sering dengar bahwa politik itu kotor. Tapi setelah ikut Komunitas Juang, saya paham bahwa demokrasi bisa dijalankan dengan benar, berbasis nilai-nilai Pancasila,” ujar Sri dari Patikraja sambil menahan tangis.
Di usia ke-12, Komunitas Juang menegaskan komitmennya untuk terus menjaga idealisme kader muda dengan semangat Dedication of Life Bung Karno, mengabdi kepada Tuhan, tanah air, dan bangsa.
Angga Saputra


