POLITIK, indiebanyumas.com- Calon wakil presiden dari Koalisi Perubahan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menyampaikan perihal tekanan kekuasaan yang juga pernah dialami pasangannya, Anies Baswedan, ketika akan menjadi narasumber di Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Mas Anies di UGM kemarin enggak bisa ceramah,” ujar Cak Imin saat menghadiri agenda ’13 Tahun Mata Najwa’ di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, Minggu (19/11) malam dikutip dari CNN Indonesia.
Sebelumnya, panitia acara diskusi yang bertajuk ‘Indonesian Future Stadium Generale’ mengklaim tak mendapatkan rekomendasi atau izin dari rektorat kampus untuk mengundang Anies sebagai narasumber.
Panitia mengklaim pihak yang mengaku rektorat mengancam akan membubarkan acara yang digelar di Auditorium MM UGM jika mereka tetap mengundang capres dari Koalisi Perubahan tersebut.
Acara diskusi yang sedianya digelar pada Jumat (17/11/2023) itu diselenggarakan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) Bersama Indonesia.
Anies diundang dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 membahas topik ‘Finding Justice Development for the Future of Indonesia: Promoting Jakarta ‘Kota Kolaborasi’ as a Pioneer of Global Sharing City’.
Terkait hal ini, Anies sudah buka suara merespons kejadian tersebut.
“Media bisa menilai, seharusnya kampus netral,” kata Anies usai Ijtima Ulama di Sentul, Bogor, Sabtu (18/11)
Soal tekanan kekuasaan, sebelumnya juga disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.
Cak Imin pun merespons pernyataan Hasto yang mengaku tengah membuka komunikasi dengan pasangan AMIN soal tekanan kekuasaan jelang Pilpres 2024.
Menurut Cak Imin, ia dan Anies tak pernah memutus silaturahmi.
“Ya, pokoknya sebagai sesama jangan memutus silaturahmi. Pada semua kandidat jangan memutus silaturahmi, jangan memutus tali persahabatan,” katanya.