INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Birama 4/4 oQinawa, Ditunggu Ibu-ibu Hingga Remaja Untuk Ikut Bergoyang

Minggu, 1 Agustus 2021

“Dangdut ya dangdut. Koplo ya koplo. Jangan menyebut dangdut koplo,” kata Rhoma Irama si Raja Dangdut pada 2003, ketika publik Indonesia dihebohkan goyangan ngebor Inul Daratista dan musik koplonya, tulis tirto.id.

Ketika kalimat itu menjadi pembuka seteru antara Si Raja Dangdut dengan Inul, saat itu pula, televisi sedang hangat-hangatnya bersaing membuat program acara infotainment. Hampir seluruh tayangan infotainment pun menjadikan headline berita tentang Rhoma vs Inul terum menerus.  Tak pelak, masyarakat yang kala itu masih terfokus pada informasi yang mereka peroleh dari media elektronik seperti televis, menjadi ikut terbawa arus issue dunia perdangdutan.

Lepas dari kebanyakan masyasrakat memang menggemari musik dangdut, fenomena perseteruan antara kedua kubu seperti diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat bahwa dalam skena irama melayu sedang terjadi sebuah perubahan besar. Maka tak heran, cerita tentang Inul versi dari pendukungnya, maupun dari si raja dangdut versi fans setianya, terdengar dari mulai dari pos ronda, sampai di tempat nongkrong kaum menengah ke atas. Bahkan, seorang musisi lokal punya ide kreatif membuat tulisan ‘Front Inul’ pada T Shirt hitamnya ketika ikut dalam festival musik rock!

Lalu, perseteruan yang mengerucut menjadi duel antara Rhoma Irama vs Inul Daratista itu bukan seperti agenda setting seorang artis yang dalam beberapa tahun ini dikenal dengan istilah Pansos. Akronim dari Panjat Sosial, tujuannya biar si artis menjadi beken. Tapi yang terjadi dalam kasus di skena dangdut, itu alamiah. Bahkan bertahun-tahun bagai api dalam sekam.  Inul, sebagai pendatang baru dalam dunia entertainment punya mental baja.

Kebesaran nama sang raja dangdut tak membuatnya gentar. Dia yang menjadi interpretasi dari kejayaan musik dangdut gaya baru yang datang dari pelataran Jawa Timur dan dikenal dengan nama dangdut Koplo, tetap tidak mengubah apapun gayanya di atas panggung dengan goyang fenomenalnya, goyang ngebor.

Seiring waktu, progres dangsut Koplo justru semaki deras tak terbendung dengan munculnya artis-artis lain dan kelompok musik ternama asal Pasuruan bernama Monata. Koplo, menjadi subgenre dangdut tak hanya booming di Jawa saja, tetapi virusnya mampu membuat masyarakat seanteri tanah air terbuai olehnya.

Kini, setelah hampir 20 tahun berlalu, angdut koplo sudah diterima banyak kalangan di Indonesia. Meneruskan tradisi orkes melayu yang menyerap banyak pengaruh kebudayaan lain, dari irama India, cengkok Arab, instrumentalia Eropa, hingga musik rok yang dibawa Rhoma, dangdut koplo juga mengambil banyak elemen dari kebudayaan pop mutakhir.

Sebagaimana produk kebudayaan yang hidup dari bawah lainnya, musik koplo terus tumbuh bersama rakyat dan ia adalah puncak evolusi dangdut saat ini.

Perkembangan dari dangdut Koplo juga tak lepas dari peran para musisi lokal di daerah- daerah terpencil yang lantas membuat kelompok maupun solo organ dengan banyak menawarkan lagu dari dangdut Koplo. Walhasil, even-even yang di dalamnya ada kontes musik, selalu hampir tak pernah absen suara dangdut koplo dengan biduan-biduan era baru yang naik ke panggung tak hanya bermodal suara merdu, tetapi juga gaya berpaikaian yang kekinian. Belum cukup itu saja, goyangan yang indah dengan Inul sebagai influence harus mereka kuasai. Beberapa tahun setelah Inul, nama sepertia via Vallen, Siti Badriah, Nela Kharisma, Uut Permataari dan satu biduan fenomenal lainnya, Dewi Persik.

Cerita tentang skena dangdut koplo di daerah, oQinawa adalah nama yang begitu masyhur bagi rata-rata masyarakat yang kini menyukai dangdut Koplo. Sejak 2015, Okinawa bak Inul dalam cerita lain. Kemunculannya langsung melesat secepat kilat tak hanya di wilayah Banyumas Raya, bahkan kelompok dangdut Koplo yang dimotori pria asal Cikembulan Pekuncen bernama Oki ini juga sering merasakan panggung-panggung dalam berbabagi even sampai ke Cirebon.

Lima tahun dari kelahirannya, oQinawa kian dikenal luas oleh seluruh kalangan dari beragam usia. Mungkin, sisi musikaltitas kelompok dangdut Koplo masih banyak yang jauh lebih hebat dari oQinawa. Tapi oQnawa seperti ditakdirkan menjadi entertainer yang menggbungkan musikalitas, dangdut koplo dan subgrenre lain serta mampu membawa suasana gig di panggung menjadi begitu hidup.

Yunita, seorang ibu muda asal Purwokerto adalah bukti oQinawa memang telah menjadi bagian cerita perjalanan skena dangsut di daerah. Sengaja datang dari kota, dia hanya ingin menyaksikan performa oQinawa dalam acara hajatan yang digelar oleh warga di Cilongok. Bahkan, Yunita mengaku tak mengenal si punya hajat, meskipun akhirnya menjadi kenal lantaran Yunita tak mau jauh-jauh datang hanya duduk diam.

“Gimana sih, banyak lah organ tunggal kelompok atau yang duo. Tapi oQinawa beda, saya pun datang dengan keyakinan karena pasti akan bertemu kawan lain sesama fans, dan bener,” kata Yunita yang malam itu ikut bergoyang, dan merequest satu lagu dengan memberikan satu lembar uang senilai 50 ribu langsung ke si pimpinan kelompok, Oki.

Joan, fans oQinawa lain mengakui diantara yang lain, oQinawa paling menghibur. Kata dia, oQinawa komplit dimulai dari cara MC membuat hebih suasana, sampai para biduanita oQinawa yang friendly dengan para penonton.

“Ada yang bagus, tapi unsur-unsur itu tak terpenuhi. Kalau saya sih hampir pasti nonton kalau oQinawa main, selain menikmati musik dan kemerduan juga keindahan performa biduanitanya, kenyamanan juga terjamin karena sepertinya tak pernah deh ribut pas oQinawa,” kata pria asal Cillongok ini.

Oki, sang pendiri oQinawa sendiri menyatakan syukur atas apa yang selama ini telah ia terima atas apresiasinya berkarya.

“Ini team, bukan solois. oQinawa itu sebenarnya bukan karena saya nama saja, tapi punya arti dalam bahasa Arab yang berarti keberentungan. Dan Alhamdulilah, saya bersyukur atas keberuntungan itu,” kata pria yang selalu khas tampil dengan  topi laken-nya itu.

oQinawa sendiri merupkan kelompok musik dangdut Koplo yang kini beranggotakan tiga orang, Oki memainkan peran mengatur irama dengan menari di atas tuts organ, sedangkan peran kendang dimainkan Aji Saputra lalu melangkapi permainan gitar adalah Chawink. Trio ini dalam setiap perform selalu ditemani MC Agung yang punya pengaruh begitu kuat dalam meningkatkan adrenaline kilat para penonton.

Untuk biduanita, oQinawa kini memiliki Alya si cantik yang punya suara khas juga style kelas biduanitas nasional. Jauh sebelumnya, oQinawa juga menjadi partner dari salah satu biduanita yang namanya cukup dikenal, Susi Ngapak.

“Sejak awal berdiri, kami memang sering gonta-ganti personel, dan semoga formasi oQnawa terakhir inilah yang langgeng selamanya. Buat kami, tidak satupun dari personal memiliki peran penting karena semuanya sama-sama penting dalam mengisi irama yang kita mainkan,” kata Oki.

Benar memang, ketika Oki menyebut peran yang sama-sama penting dalam kelompok dangdut untuk era sekarang. Kendang, misalnya, dari dulu memang menjadi elemen wajib dan sekarang menjadi lebih punya peran penting terutama dalam memainkan dangdut koplo. Alat iulah yang menhjadi pembeda antara dangdut  koplo dengan langgam dangdut lain.

Bila kita mengamati setiap lagu koplo, birama yang dimainkan pastilah 4/4. Ketukan in jelas berbeda dari lagu dangdut yang biasanya 3/4. Karena birama yang lebih rapat itu, dan saat kendang dimainkan serta ritme lagu berubah, ada luapan perasaan yang sukar dijelaskan. Tangan seperti bergerak sendiri, dan kaki tiba-tiba bergoyang tanpa bisa dilawan.

Itu diakui sekali oleh Joan, anak muda yang dari tampang dan cara dia berpaikain sama sekali tak mencerminkan dia adalah penggila berat dangdut koplo dan fans oQiinawa. Ya, karena selain anak hyperbeast, pada malam oQinawa tampil sebelum PPKM Darurat ini, Joan mengenakan kaos bergambar The Edge, gitari U2 yang notabene bukan band sembarangan dalam urusan selera.

Angga Saputra

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Basarnas Berhasil Temukan Riyanto, Korban Tenggelam di Sungai Serayu Cilacap

Selanjutnya

Warga Kemutug Kidul Galang Donasi Untuk Musibah Kebakaran

Selanjutnya

Warga Kemutug Kidul Galang Donasi Untuk Musibah Kebakaran

Sambangi Sejumlah Ponpes, Tiwi Salurkan Sembako dan Honor Guru Ngaji

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com