INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

BRANDAL LOKAJAYA, BANDIT EKONOM ISTANA

KKN HUTAN KITA

Prof Yudhie Haryono PhD

Kamis, 11 September 2025

Prof Yudhie Haryono PhD (CEO Nusantara Centre)

Kerja mereka serupa tapi tak sama: merampok. Jika yang pertama melakukan demi kaum miskin, yang kedua melakukan demi kemiskinan manusia. Jika yang pertama marah karena marak KKN di sekitar penguasa, yang kedua menikmati KKN sebagai agama di sekitar istana.

Miskin di republik ini memang unik. Ia dicitrakan. Ia dikomodifikasikan. Ia dinarasikan tanpa dihapuskan. Ia memenuhi khotbah para elite agamawan. Bahkan dibuat alat tipuan. Angkanya, programnya, agensinya dan masa depannya.

Kita ditipu oleh WB, IMF dan BPS yang membingkai ulang kemiskinan ekstrem sedemikian rupa sehingga dunia tampak lebih makmur daripada yang sebenarnya. Dunia begitu indah dan tanpa cela nestapa.

Di Indonesia, fenomenanya sama walau tak serupa: garis kemiskinan resmi pemerintah, meski dihasilkan melalui metode yang terdengar ilmiah, kerap kali terlalu rendah sehingga menghapus jutaan orang yang sesungguhnya hidup dalam kemiskinan dari laporan resmi pemerintah.

Anehnya, rakyat miskin dan tertekan yang marah lalu menjarah harta haram milik elite ditangkap. Itu kenyataan. Sungguh diakronik ketaklaziman zaman.

Sedang yang menjarah harta rakyat, ditambah menjarah sawit, migas dan APBN justru dijamu ngopi di istana. Ini kenyataan memilukan. Kebusukan takdir yang afkir.

Lalu, kaum kaya ditampilkan di media. Seakan-akan merekalah potret warga-negara kebanyakan. Kita disihir seakan-akan itu kewajaran. Takdir yang tak terelakan.

Sok kaya. Pamer harta haram kini biasa. Mereka hidup dalam mazhab neoliberalisme. Dalam mazhab itu dunia dibuat gemerlap tanpa kebenaran. Nir keadilan. Alpa kesentosaan. Defisit keadaban.

Mereka minus kemanusiaan, kebahagiaan, ketuhanan, kemoralan dan kesemestaan.

Isinya hanya keserakahan, kesetanan dan kebejatan. Polah dan tingkah jahil, jahat, jumawa dan jungkir balik.

Padahal, itu yang dulu dilawan, direvolusi dan dihapus oleh para pendiri republik. Itulah pola kehidupan kebangsatan yang dirubah jadi kebangsaan. Dirubah dari feodalisme ke demokrasi. Dari akal jahiliyah ke nalar pancasila.

Tapi kok kini kembali? Padahal, Tan Malaka pernah berfatwa, “kemerdekaan tidak datang seperti kartu pos. Ia lebih mirip piring kosong yang harus diisi dengan keringat, atau jalan berlubang yang harus dilewati dengan kaki telanjang.

Ingat! Bangsa amoral yang hanya menunggu belas kasih, akan berakhir seperti kursi reyot di ruang tamu sejarah: dipakai sebentar, lalu dibuang.

Sebaliknya, mereka yang berani menggenggam nasib sendiri, meski tangan berdarah oleh batu, akan berdiri lebih tegak dari tiang listrik di tengah badai.

Perjuangan hidup memang tidak ramah: ia memaksa orang lapar belajar sabar, orang jatuh belajar bangkit, orang patah kaki belajar berjalan pincang tanpa kehilangan arah.

Di luka itulah kekuatan ditempa: bahwa berdiri kokoh bukan karena tidak pernah runtuh, melainkan karena mau berdiri kembali, berulang kali.”

Mengingat keadaan hari ini, yang jahiliyah dan amoral, mari kita ingat: kejeniusan tanpa kerja keras tidak cukup; kerja cerdas tanpa komunitas juga terasa berat.

Tetapi, ketika ada kebersamaan nasib dan tujuan, kolaborasi sepenuh hati, gotong-royong dan saling percaya maka semuanya jadi mungkin. Mukjizat modern itu bekerja dalam suka, duka dan optimis. Demi Indonesia, demi lenyapnya kemiskinan, demi dihapusnya kesenjangan.(*)

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

BPBD: Longsor dan Banjir Landa 10 Kecamatan di Banyumas

Selanjutnya

Menata Ulang Kompleks Kebondalem, Pemkab Banyumas ‘Tunggu Aba-aba’ dari BPKP

Selanjutnya
Menata Ulang Kompleks Kebondalem, Pemkab Banyumas ‘Tunggu Aba-aba’ dari BPKP

Menata Ulang Kompleks Kebondalem, Pemkab Banyumas 'Tunggu Aba-aba' dari BPKP

Bedah APBD: Menakar Komitmen Pemerintah terhadap Kesejahteraan Rakyat

Bedah APBD: Menakar Komitmen Pemerintah terhadap Kesejahteraan Rakyat

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com