PURWOKERTO – Sebuah inovasi unik dalam dunia sastra dan seni pertunjukan muncul di Purwokerto Selatan. Sanggar Seni Samudra menyelenggarakan acara “Mengenang WS Rendra” yang menampilkan pertunjukan pertama di Indonesia: Sastra Sulap Puitik. Pertunjukan ini merupakan karya seniman lokal, Yoga Bagus Wicaksana, yang akrab disapa Tempolong.
Acara yang digelar di Jalan Profesor M. Yamin ini berhasil menarik ratusan penonton. Dalam pertunjukan utamanya, Yoga membacakan puisi legendaris “Sajak Burung-Burung Kondor” karya WS Rendra, yang dipadukan dengan trik sulap estetik.
Penonton dibuat takjub saat buku hitam di tangannya tiba-tiba mengeluarkan api dan seekor burung muncul di tengah pembacaan puisi.
“Sangat luar biasa dan menghibur,” kata Reza (25), salah satu penonton yang terkesan dengan perpaduan puisi dan sulap di atas panggung.
Edi Romadhon (67), seorang budayawan dan pegiat sastra Banyumas, menyebut pertunjukan ini sebagai sesuatu yang unik dan pertama di Indonesia. “Mas Tempolong ini memang seniman luar biasa. Pertunjukan ini bukan hanya menarik, tapi juga bisa menjadi obat bagi kejenuhan sastra di era modern,” ujarnya.
Selain Sastra Sulap Puitik, acara ini juga menyuguhkan musikalisasi puisi dan diskusi bertajuk “1 Jam Lebih Dekat WS Rendra”. Seluruh rangkaian acara mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat, yang berharap kegiatan serupa bisa diadakan kembali untuk menghidupkan kembali semangat sastra di tanah air.
Pertunjukan ini bukan hanya menjadi bentuk penghormatan kepada maestro sastra Indonesia, WS Rendra, tetapi juga menjadi tanda kebangkitan semangat baru dalam dunia seni pertunjukan. Dengan menggabungkan sastra, sulap, dan estetika visual, Yoga Bagus Wicaksana berhasil menciptakan sebuah sajian yang memukau dan menghipnotis penonton.(Angga Saputra)


