BANYUMAS – Kemeriahan Purwokerto Half Marathon telah usai, namun kekecewaan peserta masih bergema di berbagai grup WhatsApp. Keluhan utama bukan terkait biaya pendaftaran yang relatif mahal, melainkan tarif parkir yang dinilai fantastis. Di tengah sorotan media atas julukan Purwokerto sebagai “Kota Sejuta Tukang Parkir”, peserta mengeluhkan pungutan parkir yang tinggi selama acara berlangsung.
Saladin, salah satu peserta asal Purwokerto, mengeluhkan tarif parkir sepeda motor sebesar Rp5.000. Ia mengaku diminta membayar di muka tanpa diberikan karcis parkir. “Kok mahal banget, Mas? Siapa yang menentukan tarifnya?” tanyanya kecewa.
Senada dengan Saladin, Dika, peserta dari Sokaraja, juga kecewa karena sehari sebelumnya saat mengambil race pack, ia dikenakan tarif parkir Rp5.000 tanpa ada petugas yang mengarahkan tempat parkir. “Saya kaget, parkir tidak diarahkan dan harganya mahal,” ujarnya.
Dika menambahkan, pelayanan parkir yang buruk dapat memengaruhi citra acara, terutama bagi peserta dari luar kota. “Sudah mahal, tidak dilayani dengan baik. Ini bisa membuat peserta langsung berpikir negatif,” tambahnya.
Kritik dari Tokoh Masyarakat
Kekecewaan ini juga dibahas dalam grup WhatsApp Forum Peduli Banyumas. Yudo F Sudiro atau akrab disapa Iteng, tokoh masyarakat Banyumas, menyoroti buruknya tata kelola parkir selama acara. Dalam pesannya, ia menyarankan agar pengelolaan parkir dilakukan secara transparan melalui lelang zona dan pembinaan petugas parkir.
“Parkir harus dikelola oleh badan khusus agar potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dan julukan ‘Kota Sejuta Tukang Parkir’ tidak lagi melekat,” tegas Iteng.
Sementara itu, Diana, warga Purwokerto, mengaku frustrasi dengan masalah parkir yang tak kunjung usai. “Bundet kalau sudah bahas parkir. Masalah ini susah dibenahi karena kebijakannya slow motion,” ujarnya.
Sementara itu, Roni, panitia Purwokerto Half Marathon, membenarkan bahwa tarif parkir ditetapkan oleh panitia.
“Benar, tarif motor Rp5.000 dan mobil Rp10.000. Kami sudah berkoordinasi dengan pengelola parkir di sekitar Menara Teratai,” jelasnya.
Namun, Tomi Luqman Hakim, Kepala Seksi Pengendalian dan Operasional Dinas Perhubungan Kabupaten Banyumas, menyatakan bahwa pihaknya hanya menetapkan lokasi parkir, bukan tarifnya.
“Dalam rapat, panitia sempat menyatakan akan mencetak karcis, tetapi ternyata tidak terealisasi. Tarif tinggi di luar wewenang kami,” ujar Tomi.
DPRD Soroti Lemahnya Pengawasan
Anggota DPRD Banyumas, Abdullah Arif Budiman (Budi Patriot), menyayangkan lemahnya pengawasan dinas terkait terhadap pelanggaran tarif parkir. “Ini melanggar Perda. Masyarakat dirugikan karena tarif seringkali melebihi ketentuan. Dinas harus turun tangan membina dan mengawasi petugas parkir,” tegasnya.
Ia juga mengkritik kebiasaan petugas parkir yang kerap tidak mengembalikan uang kembalian. “Kasihan masyarakat. Dikasih Rp5.000 untuk mobil, kembaliannya cuma Rp3.000. Ini harus diperbaiki,” tambah Budi Patriot.
Parkir mahal dan pelayanan buruk menjadi catatan kelam bagi Purwokerto, terutama karena half marathon ini diikuti ribuan peserta, termasuk dari luar kota. Jika tidak segera dibenahi, masalah ini berpotensi merusak citra kota di mata wisatawan dan peserta event serupa di masa depan. (Angga Saputra)


