BANYUMAS – Menjelang suksesi kepemimpinan KONI Banyumas yang dijadwalkan pada akhir April 2025, Anggota DPRD Banyumas dari Fraksi PDIP, Didi Rudianto, S.Par, MM, menegaskan bahwa kandidat yang terpilih harus memiliki kapasitas dan kapabilitas dalam mengelola organisasi olahraga.
“Nama-nama yang muncul saat ini masih didominasi oleh orang lama yang juga merangkap jabatan di KONI. Kita butuh sosok yang fokus, berintegritas, dan visioner,” ujar Didi.
Selain itu, muncul kritik terhadap struktur kepengurusan KONI yang dinilai kurang efektif. Didi menyoroti banyaknya pengurus KONI yang juga menjabat sebagai ketua di Asosiasi Kabupaten (Askab), yang dinilai dapat menghambat profesionalisme serta efektivitas organisasi dalam membina atlet.
“Dengan rangkap jabatan seperti ini, bagaimana organisasi bisa berjalan sehat? Apalagi dalam urusan pembinaan atlet,” katanya.
Didi juga menjelaskan bahwa Pemkab Banyumas kini telah memiliki Peraturan Daerah (Perda) tentang Pemuda dan Olahraga. Salah satu amanat dalam regulasi tersebut adalah mendorong KONI Banyumas dan Pemerintah Daerah untuk menetapkan skala prioritas cabang olahraga unggulan.
Kebijakan ini sejalan dengan Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang bertujuan mencetak atlet berprestasi hingga tingkat Olimpiade. Namun, hingga saat ini, KONI Banyumas belum memiliki grand design yang jelas untuk pengembangan olahraga di daerah tersebut.
“Perencanaan yang matang sangat diperlukan guna meningkatkan pembinaan atlet serta pencapaian prestasi olahraga Banyumas di tingkat nasional maupun internasional,” tegasnya.
Melalui Perda Pemuda dan Olahraga ini, diharapkan kebijakan strategis segera diterapkan, termasuk penyusunan grand design olahraga Banyumas dan reformasi kepengurusan KONI agar lebih fokus menjalankan tugasnya.
Dorongan agar KONI Lebih Profesional dan Independen
Pemerhati olahraga Banyumas, Yoga Sugama, turut mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi kepengurusan KONI saat ini. Menurutnya, rangkap jabatan tidak hanya kurang ideal tetapi juga bertentangan dengan regulasi yang tertuang dalam AD/ART organisasi.
“Dalam satu dekade terakhir, prestasi olahraga Banyumas mengalami kemunduran. Ini harus menjadi evaluasi serius,” ujar Yoga.
Ia juga mengusulkan agar kepengurusan KONI tidak melibatkan personel yang berafiliasi dengan partai politik. Menurutnya, KONI lebih baik dikelola oleh individu yang memiliki kapabilitas di bidang olahraga dan manajemen organisasi.
“KONI membutuhkan anggaran yang tidak bisa hanya mengandalkan APBD. Karena itu, melibatkan pengusaha bisa menjadi pilihan yang baik, sesuai dengan regulasi yang berlaku,” katanya.
Dengan adanya Perda Pemuda dan Olahraga serta dorongan dari berbagai pihak, diharapkan pembinaan atlet di Banyumas dapat lebih terarah dan membawa prestasi yang lebih baik di masa mendatang.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Cabang Terjun Payung KONI Banyumas, Yudo F. Sudiro, yang akrab disapa Bung Iteng, mengusulkan beberapa nama sebagai calon Ketua Umum KONI Banyumas periode 2025–2029. Usulan tersebut disampaikan dalam Rapat Kerja Kabupaten (Rakerkab) KONI Kabupaten Banyumas 2024 di Gedung Graha Satria, Sabtu (22/3/2025) kemarin.
Menurut Bung Iteng, calon yang diusulkan berasal dari berbagai latar belakang, termasuk politik, birokrasi, serta pengurus senior KONI yang dianggap layak memimpin organisasi olahraga di Banyumas.
“Izinkan saya mengusulkan beberapa nama, seperti Agus Nur Hadie, Ari Suprapto, Joko Wiyono, Bambang Widodo, Iksanto, Dr. Tangguh, Happy Sunaryanto, Norman, Timbul Adi Subroto, dan Wikan, sebagai kandidat terbaik untuk Ketua Umum KONI,” ujar Yudo. (Angga Saputra)