FOKUS – Ketua Dewan Pendiri LSM Pijar (Pusat Informasi Jaringan Rakyat), Adhi Wiharto, memberikan pandangannya terkait polemik revisi Undang-Undang TNI yang telah disahkan oleh DPR RI. Menurutnya, reaksi masyarakat terhadap revisi ini sangat beragam, ada yang mendukung, menolak, bahkan ada pula yang tidak peduli. Ia menilai perbedaan sikap ini sebagai cerminan keberagaman masyarakat Indonesia yang plural.
Adhi berpendapat bahwa revisi UU TNI merupakan hal yang wajar, mengingat pemerintah dan DPR RI tentu memiliki pertimbangan matang dalam mengusulkan perubahan tersebut.
“Saya yakin pemerintah dan DPR RI tidak akan sembarangan dalam mengambil keputusan di era keterbukaan seperti sekarang. Selama tujuannya demi kepentingan bangsa dan negara, seharusnya kita tidak langsung berpikir negatif terhadap perubahan ini,” ujarnya.
Lebih lanjut, Adhi menegaskan bahwa revisi UU TNI bukan upaya untuk mengembalikan Dwifungsi ABRI atau mencederai semangat reformasi. Ia menilai revisi ini sebagai bagian dari dinamika bernegara yang harus disikapi dengan bijaksana.
“Ketidaksetujuan adalah hal yang wajar dalam demokrasi, asalkan tidak berujung pada upaya adu domba atau dimanfaatkan untuk kepentingan politik yang sesat,” tegasnya.
Adhi juga mengingatkan agar masyarakat tetap menjaga persatuan dalam menyikapi perbedaan pendapat.
“Semangat Bhinneka Tunggal Ika mengajarkan kita bahwa perbedaan pandangan politik adalah hal lumrah, tetapi jangan sampai merusak persatuan bangsa. Saya mengimbau kepada pihak-pihak yang menolak revisi UU TNI agar lebih bijak dalam bereaksi dan bertindak, jangan sampai reaksi tersebut justru memicu perpecahan dan kekacauan,” katanya.
Adhi juga menyoroti munculnya berbagai narasi yang menyesatkan terkait revisi UU TNI. Menurutnya, pemerintah dan DPR RI telah menjelaskan bahwa revisi ini tidak bertujuan mengembalikan Dwifungsi ABRI.
“Namun, masih ada pihak yang terus memprovokasi, seolah-olah revisi ini berbahaya bagi negara dan demokrasi. Yang perlu kita waspadai adalah jika ada kelompok tertentu yang memanfaatkan isu ini demi kepentingan politik mereka,” ujar Adhi yang juga Ketua PC Satria Banyumas ini.
Menutup pernyataannya, Adhi menegaskan bahwa TNI merupakan garda terdepan dan benteng terakhir NKRI. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga semangat persatuan dalam berdemokrasi. (Angga Saputra)