POLITIK, indiebanyumas.com- Ketua Badan Pemenangan Pemilu PPP Sandiaga Uno menyatakan dirinya juga pernah mendapatkan tekanan ketika ikut dalam konstestasi Pilgub DKI 2017 dan saat Piplres 2019.
Pernyataan Sandiaga itu merupakan respon atas apa yang tengah dialami oleh PDI Perjuangan yang merupakan tandem partainya dalam dukungan terhadap Capres-cawapres dalam Pilpres 2024.
Namun, Sandiaga meyakini saat ini masyarakat mulai dewasa dalam mengikuti proses dinamika politik. Sehingga, proses demokrasi secara jujur dan adil dapat terlaksana dengan baik.
“Tentunya saya pernah mengalami karena 2017, 2019 berkampanye di bawah tekanan dan intimidasi. Tapi saya meyakini bahwa kali ini karena masyarakat mulai dewasa dan semua sudah melihat bagaimana demokrasi yang sehat itu harus demokrasi yang luber, jurdil, jadi ini harus kita jaga bersama-sama,” kata Sandiaga Uno di kawasan Jakarta Pusat, Senin (20/11/2023).
Lebih lanjut, Sandi mengaku bersyukur, karena PPP hingga saat ini masih menjalankan amanat partai dengan semangat amar ma’ruf nahi munkar.
“Insya Allah, dari doa para ulama, para caleg PPP dan kader, serta relawan pemenangan Ganjar-Mahfud, tetap semangat, termotivasi bekerja, terutama di 87 hari ini,” imbuhnya.
Sandiaga yang juga menjadi Ketua Dewan Pakar Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud meyakini jika Pilpres 2024 tak berlangsung dalam satu putaran. Hal itu didasari atas data yang ia miliki yang mana menunjukkan persaingan yang ketat.
“Data kami tidak menunjukkan seperti itu. Data kami internal yang tidak pernah kami publish bahwa persaingan ketat dan Ganjar-Mahfud unggul,” kata Sandi kepada wartawan di Ancol, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11).
Meskipun unggul, Sandi menegaskan bahwa pihaknya tak boleh bersantai diri. Ia bakal berusaha mencari suara rakyat.
“Tentunya perlu kerja keras karena kita masih ada tiga bulan untuk memenangkan hati dan pikiran rakyat,” ujar Sandi.
“Per hari ini kita enggak tahu berapa. Tapi angka survei ini saling boleh kita proyeksikan persaingan akan ketat,” tambahnya.