INDIE BANYUMAS
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
INDIE BANYUMAS

Jalur Kramat-Sirau Sering Longsor, Ini Penyebabnya

Senin, 24 Januari 2022

Purbalingga – Masyarakat diimbau untuk lebih waspada saat melintas di jalur Kramat-Sirau, Kecamatan Karangmoncol, Kabupaten Purbalingga. Pasalnya, tebing di jalur tersebut memiliki potensi longsor yang tinggi. Sejak Desember 2021 sampai sekarang, sudah sekitar 20 titik terjadi longsor. Hal itu disebabkan karena mulai berkurangnya resapan air.

Tanah longsor kembali terjadi di jalur Kramat-Sirau, Minggu (23/01/2022). Ada dua titik longsor di jalur tersebut, yang mengakibatkan akses jalan tertutup. Secara swadaya masyarakat setempat telah membersihkan dan kini jalan kembali bisa dilalui. Baik kendaraan roda dua maupun roda empat.

“Longsor tebing yang menutupi jalan ruas Kramat – Sirau, sudah dilakukan kerja bakti oleh warga setempat, yang sampai dengan saat ini kondisi sudah dapat dilalui kendaraan roda 2 dan roda 4, akan tetapi masih terdapat material longsor di kanan kiri jalan yang terdampak longsor,” kata Kepala BPBD Kabupaten Purbalingga Umar Fauzi, Senin (24/01/2022).

Disampaikan, bahwa BPBD telah melakukan assesmen lokasi kejadian longsor tebing. Terdapat beberapa titik aliran liar air yang turun dari atas tebing, yang berpotensi menjadikan longsor tebing Bukit Sirau.

“Longsor masih berpotensi terjadi lagi, saat hujan dengan intensitas lebat,” ujarnya.

Pengelola wisata Siregol Superand Hendri, mengatakan longsor yang terjadi ini sudah lebih dari yang ke 20 kalinya, sejak bulan Desember 2021. Diakuinya, tidak seperti tahun-tahun dahulu, beberapa tahun belakangan peristiwa longsor lebih sering terjadi.

“Lumayan banyak, ada 20-an titik, sejak Desember 2021 lalu. Mulai banyak atau sering itu sejak tahun 2000-an, sebelum sebelumnya ngga separah ini, paling 2-3 titik,” katanya.

Senada dengan BPBD, Hendri juga menilai tingginya potensi longsor di daerah Sirau Siregol karena mulai kurangnya resapan air. Sehingga menjadikan air permukaan menggerus material tanah atas.

“Betul, itu penyebab utama, ngga ada penahanan air,” ujarnya.

Dia menambahkan, untuk wisatanya sebenarnya relatif aman. Karena di Siregol Superland merupakan wisata konservasi. Hanya saja, kondisi ini menjadikan akses menuju lokasi jadi terkendala.

“Untuk objek alhamdulillah aman, cuman lalu lintasnya,” kata dia.

ShareTweetKirimkan
Sebelumnya

Diduga Lalai, Kebakaran Hanguskan Dapur

Selanjutnya

Warga Banjarnegara Tolak Pembangunan Power Plant 2 PLTP Dieng

Selanjutnya

Warga Banjarnegara Tolak Pembangunan Power Plant 2 PLTP Dieng

Dramatis, Evakuasi Ular Sanca Terjepit Tembok Rumah Warga di Purwokerto

Tentang Kami / Redaksi
Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com

Tentang Kami / Redaksi / Pedoman Media Siber / Independensi & Donasi

© 2021 indiebanyumas.com
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • BERANDA
  • NASIONAL
  • HUKUM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • DUNIA
  • BANYUMAS RAYA
  • LAINNYA
    • CATATAN REDAKSI

© 2021 indiebanyumas.com