CILACAP – Pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Cilacap ke luar negeri mengalami penurunan selama pandemi covid-19. Sebelumnya Cilacap mengirimkan hingga 6.000, saat ini pandemi ini hanya bisa mengirimkan sekitar 30 persen atau 1.900.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Perindustrian (Disnakerin) Kabupaten Cilacap Dikdik Nugraha menjelaskan, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri cukup sedikit sejak pandemi covid-19.
“Cilacap saja 2.000 kurang atau 1.900. Itu jauh dibandingkan tahun sebelumnya, di tahun 2019 atau 2020 awal yang mencapai 6.000 (tenaga kerja) lebih,” ungkap Dikdik, Selasa (9/11).
Jumlah tersebut terutama untuk tenaga kerja sektor non formal. Sedangkan untuk yang formal sebagian banyak masih bisa berangkat ke luar negeri.
“Ini yang berangkat malah yang formal, yang 1.900 ini,” ujarnya.
Pemkab Cilacap sedang mengupayakan bagaimana pekerja migran yang belum bisa berangkat ke luar negeri bisa berdaya di daerah, diantaranya dengan berwirausaha.
Pemkab telah bekerjasama dengan Balai Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penelitian Kominfo Yogyakarta untuk melakukan Pelatihan Thematic Academy kelas Eks Pekerja Migran.
“Melalui pelatihan itu diharapkan mereka lebih berkembang lagi usahanya bagi yang sudah berwirausaha, Pemda hanya memfasilitasi,” terang dia.
Eks pekerja migran yang tidak bisa berangkat ke luar negeri ini juga menjadi perhatian Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji.
Tatto mengungkapkan, di masa pandemi covid-19 saat ini hal penting yang perlu diperhatikan bagi eks pekerja migran adalah pasca pandemi covid-19.
Terutama setelah pulang ke Cilacap dan tidak bisa berangkat merantau kembali, dengan alasan pembatasan Warga Negara Asing (WNA).
Pemerintah Daerah menurut dia perlu melakukan upaya fasilitasi, bagaimana mempersiapkan eks pekerja migran untuk bisa bertahan dan mendapatkan penghasilan di kampung halaman.
Fasilitasi dan pemberdayaan eks pekerja migran yang dimaksud bagaimana eks pekerja migran mampu mengeluarkan segala potensi dan pengalaman yang dimiliki saat bekerja di luar negeri, untuk kemudian diterapkan di Cilacap.
“Mereka kan punya pengalaman di negara mereka kerja, itu dibawa pulang, dan dikolaborasikan dengan kebutuhan yang ada di Cilacap. Mereka kan memiliki keahlian, kemudian dikembangkan di sini supaya menjadi wirausaha,” kata Tatto. (nas)