BANYUMAS – Memasuki awal musim penghujan, kejadian tanah longsor atau pergerakan tanah di Banyumas pada bulan September lalu tercatat terjadi di 12 titik.
Hal itu diungkapkan Titik Puji Astuti, Kepala Pelaksana BPBD Banyumas melalui Andi Risdianto, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyumas saat menunjukkan aplikasi Sistem Informasi, Manajemen Penannggulangan Bencana Banyumas (Simbebas) kepada Radarbanyumas.co.id, Senin (11/10).
“Tanah longsor atau pergerakan tanah, sepanjang tahun ini ada 34 kejadian, kalau awal musim penghujan kemarin. Kalau awal musim penghujan bulan September, itu ada 12 kejadian dibulan September, Agustus 1 kejadian, Juni 13 kejadian,” kata Andi kepada Radarbanyumas.co.id
Level longsor yang terjadi masih relatif kecil, terdiri dari tebing jalan dan tebing sungai.
“Memang masih relatif kecil, tetapi kalau dalam kejadian bencana dalam konteks longsor memang membahayakan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Misalkan tebing jalan kalau pas ada orang yang lewat itu membahayakan,” tambahnya.
Lakukan assesment dan penanganan dilokasi kejadi bencana. Ia melanjutkan, dari kejadian longsor yang ada juga telah dilakukan pemberian bantuan bronjong dan kandi.
“Setelah assesment, terus yang paling pertama sekali biasanya, kita bantu dengan logistik kerja bakti, terus berikutnya penanganan secara darurat dari sisi kedaruratan logistik seperti bronjong atau kandi,” lanjutnya.
Sebagai langkah pencegahan kebencanaan, pihaknyapun menghimbau, agar masyarakat yang berada dilokasi rawan bencana untuk meningkatkan kewaspadaan.
“Kami harapkan masyarakat dirawan bencana yang sudah menyadari lingkungannya di rawan bencana kami mohon waspada hati-hati, saluran air mohon dilancarkan jangan sampai tersumbat, dan pohon-pohon juga mohon dirawat jangan ditebang sembarangan,” pungkasnya. (win)