Cilacap – Warga dan Pemerintah Desa Maos Lor Kecamatan Maos, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah sejak lima hari terakhir tidak lagi menyiarkan kabar duka warga yang meninggal dunia.
Melalui pengeras suara, yang ada di masjid atau mushola. Dengan tujuan mengurangi kecemasaan bagi warga yang sedang menjalani isolasi mandiri (Isoman), akibat terjangkit Covid-19.
Kepala Desa Maos Lor Muhdi Riyadi mengatakan dalam satu bulan terakhir warganya yang meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 15 orang, selain itu ada 43 orang yang sedang menjalani Isoman, empat orang lainya sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Dari laporan warganya, ketika ada pengumumaan kematian di masjid melalui pengeras suara, warga yang menjalani Isoman menjadi cemas. Bahkan warga tersebut, satu hari kemudian dilaporkan meninggal dunia.
Sehingga sudah ada kesepakatan antara warga dan Pemerintah Desa, jika ada warga yang meninggal dunia tidak diumumkan melalui pengeras suara.
Untuk memberitahukan kepada warga atau tetangga, jika ada yang meninggal dunia, dilakukan dari mulut ke mulut dan warga yang sedang Isoman tidak tahu.

“Yang meninggal karena Covid, kami keberatkan untuk disiarkan. Karena bikin trauma bagi warga yang sedang isoman. Nanti saya sampai pada giliranya, sehingga terlalu banyak berfikir yang sedang isoman. Sehingga Imunya menurun,”kata Muhdi.
Sementara itu, Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto Dr. Ungung Dwi Ario Wibowo kepada RRI Jumat (23/7/2021) mengatakan informasi kematian bagi orang yang sedang sakit bisa menimbulkan kecemasaan. Sehingga bisa menurunkan kondisi kesehatan, atau imun tubuh.
“ Kalau ada informasi kematian, kalau dia tingkat kecemasanya sedang dan tinggi. Tidak ada dukungan psikologis, otomatis akan drop,” kata Ungung.
Sedangkan data di Dinas Kesehatan Cilacap, jumlah warga Cilacap yang meninggal dunia akibat Covid-19 hingga Kamis (22/7/2021) sebanyak 1.342 orang. Khusus pada hari Kamis, terdapat penambahan 43 orang yang meningal dalam sehari. ( RA).