PURWOKERTO – Warga yang mesti menjalani isolasi mandiri (Isoman) akibat terpapar Covid-19 ternyata dilanda kebingungan. Mereka galau harus melapor ke mana.
Belum lagi ada ketakutan warga sekitar masih ada yang menjauhi pasien positif beserta keluarganya.
Salah satu warga Banyumas, Sri E menuturkan, suaminya mengeluhkan tidak enak badan di Yogyakarta. Dari pihak kantor difasilitasi swab antigen dan hasilnya negatif. Setelah diketahui negatif, dirinya berani menjemput suaminya dengan mengutus supir ke Yogyakarta.
“Sesampainya disini (Banyumas) masih kurang enak badan. Saya bawa ke rumah sakit. Disana harus diswab antigen lagi. Hasilnya positif,” katanya.
Pasca mendapat hasil positif antigen, kebingungan melanda Sri. Dia harus melaporkan kondisi suaminya atau tidak karena takut jika melapor dan diketahui warga, suami, dirinya dan anaknya justru dijauhi warga. Sepengetahuannya, tidak sedikit warga di desanya dengan kondisi kurang enak badan tetap tidak mau diswab. “Mungkin takut ketahuan positif,” terang dia.
Atas saran dari keluarga besar, dia akhirnya melaporkan kondisi suaminya kepada puskesmas. Setelah melapor, beberapa hari kemudian dilakukan swab PCR oleh puskesmas. Kebingungan selanjutnya datang bagaimana suaminya harus ke puskesmas dengan status masih dalam masa isoman sementara jika ambulans datang ke rumah tentu mengundang perhatian tetangga.
Bupati Banyumas, Ir. H Achmad Husein mengatakan, Pemkab akan membuka nomor pengaduan khusus (Hotline) bagi warga yang sedang menjalani isoman.
“Jika ada masalah saat isoman silahkan menghubungi nomor tersebut. Bisa juga untuk permintaan obat-obatan, atau nanti kita buatkan aplikasinya,” terang dia pada wartawan, Kamis (22/7).
Kabid Aplikasi Informatika Dinkominfo Banyumas Andiono mengatakan, soal pusat aduan khusus untuk isoman pihaknya masih belum mendapat perintah soal itu.
Namun, Ia menjelaskan, Banyumas memiliki covid19.banyumaskab.go.id, yang didalamnya untuk pengisian data diri, termasuk melaporkan bahwa seseorang tengah menjalani isoman. “Nanti melalui itu akan terdeteksi di puskesmas. Itu aplikasi sudah lama,” ujarnya.
Dari Dinkominfo yang membuatkan aplikasinya, Dinkes Banyumas lah yang mengelola. “Di situ bisa diisi soal keluhan. Ada pemantauan juga. Misal, jangan sampai yang isoman kekurangan vitamin dan sebagainya. Ada fasilitas untuk chatting,” tandasnya. (yda/mhd)