BANYUMAS – Mahkamah Agung telah memutus upaya hukum kasasi perkara Mimin Saminah beserta dua anaknya, Irvan Firmansyah dan Achmad Saputra. Pembunuh asal Desa Pasinggangan Kecamatan Banyumas.
“Kasasi sudah turun. Kasasi jaksa penuntut umum ditolak. Vonis Mahkamah Agung menguatkan putusan sebelumnya,” beber Nurcahyo Wisnuardi, penasehat hukum terpidana, Senin (7/6).
Dijelaskan Nurcahyo bahwa putusan telah berkekuatan hukum tetap atau inkrah. Pihaknya juga sudah bertemu dengan terpidana untuk koordinasi.
“Saya sampaikan kepada terpidana supaya bersyukur atas putusan Mahkamah Agung, terutama kepada Mimin Saminah. Sebab, putusan kasasi pidana penjara dua puluh tahun,” lanjutnya.
Mimin Saminah dituntut pidana penjara seumur hidup oleh jaksa penuntut umum. Sehingga, terpidana menyatakan menerima putusan tersebut. Diharapkan, proses hukum rampung di kasasi. Dan terpidana menjalani hukuman di Rutan Banyumas.
“Menurut saya, upaya hukum peninjauan kembali peluangnya sulit untuk perkara ini. Karena semua telah terungkap di persidangan di Pengadilan Negeri Banyumas. Sedangkan peninjauan kembali harus mendapatkan bukti baru,” paparnya.
Sementara itu, terpidana Irvan dan Putra pada tingkat kasasi divonis pidana penjara seumur hidup. Putusan lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yakni mati.
Tiga terpidana terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah. Irvan dan Putra bersama-sama melakukan pembunuhan berencana dan pencurian dengan pemberatan. Selain itu, juga bersama-sama mengubur mayat untuk menyembunyikan kematiannya.
Empat nyawa sekaligus melayang akibat perbuatan terpidana. Korban tidak lain adalah saudara kandung dan keponakan Mimin Saminah.
Mirisnya, peristiwa baru terkuak selang lima tahun dari kematian korban. Setelah, seorang tetangga menemukan kerangka manusia di belakang rumah orang tua Mimin Saminah. (fij)

